Langganan

Ada 1.406 Bidan di Sragen, yang Layak Jadi Bidan Delima Cuma 45 - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Tri Rahayu  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 13 Juli 2022 - 15:11 WIB

ESPOS.ID - Para bidan menghentikan langkah Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati untuk sekadar berswafoto bersama di sela-sela peringatan HUT ke-71 IBI di Gedung SMS Sragen, Selasa (12/7/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Esposin, SRAGEN — Jumlah bidan di Sragen yang tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) mencapai 1.406 orang. Namun, yang ditetapkan menjadi Bidan Delima hanya 45 orang saja.

Bidan Delima adalah bidan yang sudah terstandardisasi. Mereka diambil sumpah dan janji untuk melaksanakan layanan dengan standar yang ada.

Advertisement

Ketua IBI Sragen E. Tyas Damai, menerangkan 45 bidan delima itu dikukuhkan pada momentum Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 IBI di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen, Selasa (12/7/2022).

Tidak mudah untuk bisa jadi bidan delima. Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, misalnya tempat pelayanannya harus sesuai standar pelayanan kesehatan, hampir mirip seperti klinik kesehatan. Selain tempat pelayanan, lokasi praktiknya juga sesuai dengan perizinannya.

Para Bidan Delima ini selanjutnya diminta untuk membantu menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi/balita (AKB) di Sragen yang tinggi.

Advertisement

Baca Juga: Angka Kematian Bayi di Sragen Pada Semester I 2022 Tembus 60 Kasus

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyebut jumlah kasus AKI di Sragen Januari-Juni 2022 sebanyak empat kasus dan kasus AKB hingga Juni 2022 mencapai 60 orang.

“Slogan luwes itu dipakai dalam pelayanan kepada masyarakat, terutama dalam penanganan AKI dan AKB yang angkanya cukup tinggi di Sragen. Termasuk 45 bidan delima itu juga wajib menerapkan luwes dalam pelayanan. ,” ujar Damai, Rabu (13/7/2022).

Advertisement

Dia menerangkan bidan menjadi ujung tombak dalam penanganan AKI dan AKB.  IBI Sragen, sambung dia, sudah berupaya sedemikian rupa untuk menekan angka AKI dan AKB.

Baca Juga: AKI Tinggi, Bupati Sragen Larang Bidan Tangani Bumil Risti

“Dalam penanganan AKI dan AKB itu perlu ada dukungan, terutama keluarga dan suami yang perhatian terhadap anggota keluarga yang hamil. Sekarang ini banyak pasangan muda yang susah sekali menjaga kehamilannya. Terkadang dalam pemeriksaan ditemukan sesuatu yang berisiko terhadap ibu dan bayi kurang diperhatikan,” jelasnya.

Advertisement
Kaled Hasby Ashshidiqy - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif