by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Selasa, 5 Juli 2022 - 16:11 WIB
Esposin, SRAGEN — Sebanyak 800 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Sragen dikumpulkan di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen, Selasa (5/7/2022). Mereka belajar supaya bisa go digital dengan menggunakan aplikasi UMKM Bangkit yang bisa diunduh di Playstore.
Aplikasi yang difasilitasi Bank Djoko Tingkir itu diberikan kepada para pelaku UMKM supaya mereka naik kelas. Dengan aplikasi tersebut, para pelaku UMKM bisa menjual produknya lewat aplikasi yang dikemas layaknya e-commerce yang sudah dikenal masyarakat.
Pertemuan para UMKM itu dikemas dalam acara Gayeng Bareng UMKM Sragen. Produk-produk para pelaku UMKM dipamerkan di pintu masuk areal pertemuan.
Pelaku UMKM jagung asal RT 003/RW 007, Dukuh Tangkir, Desa Tangkil, Kecamatan Sragen, Setyo Wahyu, 32, senang dengan kegiatan tersebut. Aplikasi UMKM Bangkit yang dikenalkan tersebut, menurut Setyo, bisa membantunya memasarkan produk dengan jangkauan yang lebih luas.
Pelaku UMKM jagung asal RT 003/RW 007, Dukuh Tangkir, Desa Tangkil, Kecamatan Sragen, Setyo Wahyu, 32, senang dengan kegiatan tersebut. Aplikasi UMKM Bangkit yang dikenalkan tersebut, menurut Setyo, bisa membantunya memasarkan produk dengan jangkauan yang lebih luas.
Baca Juga:Manfaatkan Jaringan TKW, UMKM Jamur Krispi Sragen Tembus Hong Kong
Wahyu, sapaannya, memiliki aneka produk makanan yang berbahan dasar jagung dengan nama D’Jagungan. Produknya dijual dengan harga Rp8.000-Rp12.000 per kemasan.
"Dengan adanya fasilitas aplikasi UMKM Bangkit bisa membantu UMKM seperti saya untuk berkembang,” ujar Wahyu saat ditemui wartawan, Selasa siang.
Pelaku UMKM lain asal RT 022, Dukuh Ngampunan, Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, Atika Rangga, 32, juga merasa terbantu dengan aplikasi UMKM Bangkit. Ia mengaku menjadi lebih bersemangat untuk mengembangkan usaha sambal kemasan yang dimulainya sejak lima tahun terakhir.
Baca Juga: Cek Lur, Diskumindag Sediakan Toko Online Khusus UMKM Sragen
Atika sudah menjual produk sambel kemasanny itu secara online. Pelangganya banyak yang dari jauh seperi Jakarta, Kalimantan. Tetapi paling banyak di wilayah Solo.“Aplikasi ini bisa membantu kami untuk berjualan produk. Kami berterima kasih kepada Pemkab Sragen yang mendukung pelaku UMKM," ujarnya.
Selain via online, ia juga jualan dari rumah ke rumah dan pelanggannya cukup banyak. Sekali order bisa 4-5 kg. Dalam sepekan buka order 2-3 kali.
Baca Juga: Dari Usaha Sapu Lidi, Warga Sragen Bisa Berdayakan 40 Emak-Emak
“Kami menginisiasi model penjualan digital e-commerce itu karena pelaku UMKM di Sragen yang sudah go digital kurang dari 1% dari total UMKM yang ada di Sragen sebanyak 69.050 pelaku UMKM,” ujar Titon.
Dia menerangkan pendampingan ini sesuai dengan visi misi Bupati Sragen yang menyediakan anggaran Rp10 miliar per tahun untuk pengembangan UMKM di Bumi Sukowati.
“Kami semula mengundang 1.000 UMKM di Sragen. Dari pendaftar 1.000 UMK itu diseleksi sehingga lolos 732 UMKM yang kemudian dihadirkan ke Gedung SMS ini. Seleksinya mudah, yakni terdaftar di Diskumindag Sragen, menjadi anggota paguyuban, dan memiliki produk unggulan,” ujarnya.