by Candra Mantovani - Espos.id Solopos - Kamis, 28 Mei 2020 - 23:14 WIB
Sopos.com, KARANGANYAR - Program sensus penduduk online dijadwalkan akan berakhir pada Jumat (29/5/2020) secara serentak. Meskipun tertinggi di Jawa Tengah, namun data terakhir hingga Kamis (28/5/2020) sebanyak 49 persen penduduk Bumi Intanpari belum mengisi data keluarga mereka.
Persiapan New Normal, 234 Polisi di Karanganyar Patroli Disiplinkan Warga
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Karanganyar, Dewi Tri Rahayu, menjelaskan kendala yang dipetakan oleh pihaknya antara lain tidak meratanya akses internet di seluruh Karanganyar.
Selain itu, menurutnya tidak semua keluarga memiliki fasilitas seperti laptop dan gawai untuk mengakses website sensus penduduk online. Sehingga, hal tersebut dinilai menjadi penyebab masih banyaknya penduduk yang belum mengisi data.
“Macam-macam ya sebenarnya kendala itu. Tapi yang jelas akses internetnya memang tidak merata. Akhirnya tidak semua bisa mengisi. Kalau yang wilayahnya jauh dari kota itu kan akses internetnya lemah sekali. Kadang putus nyambung koneksinya,” jelas Dewi kepada Esposin, Kamis (28/5/2020).
Penyekatan Arus Balik, Polresta Solo Kerja Sama Dengan Polres Karanganyar
“Untuk itu tenggat waktunya kan tinggal Jumat terakhir pengisian. Kami terus menginformasikan data terbaru kepada camat masing-masing terkait pencapaian pengisian data warga mereka. Jadi nanti bisa dipetakan mana yang menjadi fokus utama untuk dinaikan angkanya,” jelas dia.
Dewi menjelaskan, tidak ada target yang dipatok hingga hari terakhir pengisian sensus penduduk online. Pasalnya, warga yang belum mengisi akan disusulkan datanya melalui metode pengisian kuisioner offline pada September. Nantinya, petugas sensus akan membagikan daftar isian secara manual ke rumah warga.
DKK Karanganyar Tak Terbitkan Surat Sehat: Perantau Silakan Rapid Test Mandiri
“Tapi hanya kami bagikan saja. Tidak pakai metode wawancara karena anggarannya kan dipangkas. Warga yang mengisi sendiri baru nanti kami ambil di waktu yang sudah ditentukan. Tapi sampai saat ini kami masih belum menentukan kapan akan dilakukan pengambilannya,” ucap dia.
Penghilangan metode wawancara lantaran anggaran yang dipangkas akibat wabah Covid-19 sebanyak 51 persen. BPS Karanganyar awalnya mendapatkan anggaran sebesar Rp15 miliar yang kemudian dipangkas hingga tersisa Rp7 miliar. Hal tersebut berdampak pada pengurangan metode validasi data dan waktu sensus penduduk.