by R Bony Eko Wicaksono - Espos.id Solopos - Rabu, 16 Februari 2022 - 17:38 WIB
Esposin, SUKOHARJO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo memetakan daerah rawan bencana alam seperti tanah longsor dan banjir. Kesimpulannya, ada empat desa di wilayah Kecamatan Bulu dan Kecamatan Weru rawan bencana tanah longsor saat musim penghujan.
Kepala Pelaksana BPBD Sukoharjo, Sri Maryanto, saat ditemui Esposin di kantornya, Rabu (16/2/2022), mengatakan keempat desa itu yakni Desa Kedungsono, Gentan, dan Kamal di Kecamatan Bulu serta Desa Tawang di Kecamatan Weru. Dia menjelaskan ada beberapa gejala tanah longsor yang harus diwaspadai warga setempat.
Misalnya, lanjut dia, tanah mengalami retak-retak dan posisi pohon berubah dari tegak menjadi miring. Selain itu, longsoran tanah dan bebatuan dipicu dengan pergerakan tanah saat turun hujan lebat dengan intensitas tinggi.
Baca juga: 594 Anak Sukoharjo Alami Stunting, Terbanyak di Kecamatan Polokarto
“Saat turun hujan lebat dengan intensitas tinggi selama berjam-jam, masyarakat yang tinggal di lokasi rawan longsor harus lebih waspada. Terlebih, kalau sudah terjadi pergerakan tanah yang memicu tanah longsor,” papar dia.
Sri Maryanto menambahkan upaya mitigasi di daerah rawan longsor menggunakan rumput vetiver. Rumput vetiver memiliki akar sepanjang lebih dari dua meter yang dinilai mampu menahan erosi tanah dan mencegah longsor. “Beberapa lokasi rawan tanah longsor sudah ditanami rumput vetiver terutama di wilayah Bulu. Ini bagian dari upaya mitigasi di lokasi rawan tanah longsor,” kata dia.
Baca juga: RDKK Pupuk Bersubsidi Sukoharjo Mungkin Berubah karena Pertanian IP 400
Dia menjelaskan rumput vetiver bisa dibudidayakan di tanah yang mudah terkikis dan tak stabil. Selain mencegah tanah longsor, akar rumput vetiver berfungsi meningkatkan mikro lingkungan dan memperbaiki struktur tanah.
“Akar rumput vetiver mampu mengikat tanah lantaran cukup panjang. Rumput vetiver mampu menahan gempuran hujan deras dan menjaga kestabilan tanah sebagai upaya mitigasi bencana tanah longsor,” ujar dia.
Seorang tokoh masyarakat Desa Kamal, Hardi Widodo, menyatakan ada 10 rumah penduduk di Dusun Tritis, Desa Kamal yang rawan tertimbun longsoran tebing tanah. Tebing tanah tersebut pernah longsor pada beberapa tahun lalu. Longsoran tanah hanya menghancurkan bagian belakang rumah penduduk. Kala itu, warga setempat melakukan kerja bakti membersihkan longsoran tanah dan puing-puing bangunan rumah.
Baca juga: Nakes, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa Sukoharjo Dapat Piagam Penghargaan