by Taufiq Sidik Prakoso - Espos.id Solopos - Kamis, 25 Mei 2023 - 11:05 WIB
Esposin, KLATEN -- Sedikitnya 24 artefak ditemukan di situs Mataram Kuno, Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten, sejak temuan pertama pada 2017 hingga Maret 2023.
Berdasarkan data yang diperoleh Esposin, temuan-temuan itu kebanyakan berupa wadah atau peralatan digunakan untuk mendukung kehidupan sehari-hari seperti guci, gerabah, lumpang batu, batu pipisan, hingga perhiasan seperti manik-manik berwarna.
Selain itu ada temuan berupa struktur bangunan yakni sumur dan tungku enam lubang. Temuan-temuan itu mengindikasikan lokasi itu dulunyan adalah perkampungan dengan dapur umum.
Apalagi di sekitar lokasi situs Mataram Kuno, Kropakan, Klaten, juga ada temuan sisa tulang dan gigi kerbau yang tersebar di beberapa tempat. Jumlahnya mencapai puluhan.
Sebagian sudah dikumpulkan setelah ditemukan oleh para pembuat batu bata ketika mencari tanah. Sebagian masih terpendam dan tertempel di tanah.
Pelaksana Humas Komunitas Pelestari Cagar Budaya (KPCB) Klaten, Hari Wahyudi, mengatakan temuan tulang tersebut menyebar ke beberapa lokasi. Seperti di dekat temuan sumur kuno, di sekitar temuan tungku kuno, dan di kawasan lainnya.
“Paling banyak ditemukan di dekat tungku berlubang enam,” kata Hari saat berbincang dengan Esposin, Rabu (24/5/2023). Setelah dikoordinasikan dengan ahli paleontologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), gigi yang ditemukan itu diperkirakan gigi kerbau.
Temuan-temuan itu semakin memperkuat indikasi kawasan Kropakan pernah ada permukiman di era Mataram Kuno pada abad 8-10 Masehi. Berikut daftar 24 benda artefak yang ditemukan dan tercatat di Situs Mataram Kuno, Kropakan, Klaten, sejauh ini:
1. Guci Besar Ditemukan pada 2017 di lahan milik Marsidi.
2. Guci Kecil Ditemukan pada 2017 di lahan milik Marsidi.
3. Guci Kecil Ditemukan pada 10 Januari 2023 di lahan milik Marsidi
4. Gerabah Besar Hitam Ditemukan pada 2017 di lahan milik Marsidi
5. Gerabah Kecil Hitam Ditemukan pada 22 Oktober 2022 di lahan milik Semi
6. Gerabah Kecil Ditemukan pada 12 Oktober 2022 di lahan milik Semi
7. Gerabah Kecil Ditemukan pada 8 Januari 2023 di lahan milik Diran
8. Kowi (2 buah) Ditemukan pada 10 Januari 2023 di lahan milik Marsidi
9. Mata Tombak Ditemukan pada 2017 di lahan milik Marno
10. Manik-manik Biru (196 butir) Ditemukan pada 26 Januari 2023 di lahan milik Diran
11. Manik-manik Carnelian (29 butir) Tidak disebutkan tanggal penemuannya, ditemukan di lahan milik Hartono
12. Kelereng Terakota (4 butir) Ditemukan pada 26 Januari 2023 di lahan milik Diran dan Semi
13. Fragmen Perhiasan Ditemukan pada 17 Februari 2023 di lahan milik Yoko
14. Fragmen Perunggu (berbentuk lingkaran) Ditemukan pada 12 Februari di lahan milik Semi
15. Manik-manik Biru (17 butir) Ditemukan pada 5 Februari 2023 di lahan milik Diran
16. Fragmen Hewan Ditemukan pada 5 Februari 2023 di lahan milik Semi
17. Fragmen Perunggu (berbentuk lingkaran) Ditemukan pada 18 Februari 2023 di lahan milik Diran
18. Lumpang Batu (temuan di sumur) Ditemukan pada 31 Januari 2023 di lahan milik Semi
19. Batu Pipisan Ditemukan pada 12 Oktober 2022 di lahan milik Semi
20. Batu Pipisan Ditemukan pada 18 Januari 2023 di lahan milik Diran
21. Batu Lingga Patok Ditemukan pada 9 Januari 2023 di lahan milik Purwadi
22. Fragmen Besi Ditemukan pada 25 Februari 2023 di lahan milik Timin
23. Batu Segi 8 Ditemukan pada 28 Maret 2023 di lahan milik Diran
24. Batu Kemuncak Ditemukan pada 28 Maret 2023 di lahan milik Yoko
Salah satu peneliti BRIN, Sugeng Riyanto, mengatakan berbagai temuan itu mengindikasikan kawasan Kropakan dulunya merupakan permukiman padat yang dilengkapi bangunan peribadatan hingga kegiatan pertanian.
Indikasi di kawasan itu pernah ada hunian pada era Mataram Kuno dengan ditemukan sumur kuno serta berbagai peralatan dapur. Sedangkan indikasi pernah ada tempat peribadatan di kawasan itu dengan ditemukan batu candi, peripih, serta arca.
Lalu indikasi ada kegiatan pertanian pada era Mataram Kuno dengan ditemukannya batu pipisan dan gandik. Sugeng menjelaskan ada dua hal penting yang perlu dilakukan di kawasan temuan-temuan artefak di Kropakan.
Dari aspek perlindungan, BRIN segera berkoordinasi dengan Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) serta dinas terkait. Menurut Sugeng, BRIN akan menyusun strategi percepatan penelitian, mulai dari naskah akademik dari data yang sudah ada untuk menjelaskan secara hipotesis seperti apa permukiman di kawasan itu dulunya.
"Tentu akan ada banyak persoalan akademis, ini akan diangkat menjadi penelitian eksplorasi,” kata Sugeng di Kropakan pada Maret 2023 lalu.