by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Minggu, 30 Juni 2024 - 16:40 WIB
Esposin, SRAGEN--Pemuda Muhammadiyah Gemolong, Sragen, menggelar kegiatan khitanan massal yang menjadi tradisi puluhan tahun di Kecamatan Gemolong, Sragen.
Sebanyak 135 anak dari berbagai kalangan masyarakat dan berbagai daerah mengikuti khitanan massal yang diadakan di Komplek Masjid Baitussalam Gemolong, Minggu (30/6/2024).
Kegiatan digelar secara gratis dan para peserta mendapat paket kaus, sarung, celana dalam, peci dan uang saku. Ketua Panitia Kegiatan, Abdul Rozak, dalam rilis yang diterima Esposin, Minggu, mengatakan khitanan massal merupakan sebuah tradisi yang terus dipelihara hingga kini dan selamanya.
‘’Alhamdulillah, hingga saat ini Pemuda Muhammadiyah masih dipercaya masyarakat untuk melaksanakan khitanan massal setiap tahunnya. Kegiatan khitanan ini sudah mentradisi sejak 1980-an’’ ujar Rozak.
‘’Alhamdulillah, hingga saat ini Pemuda Muhammadiyah masih dipercaya masyarakat untuk melaksanakan khitanan massal setiap tahunnya. Kegiatan khitanan ini sudah mentradisi sejak 1980-an’’ ujar Rozak.
Rozak bersyukur dapat melanjutkan tradisi tersebut setiap tahun. Dia merasa terpanggil untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, bagi keluarga yang membutuhkan, dan merajut persaudaraan dalam keimanan dengan harapan menjadi generasi yang sehat dan salih.
Menurut Rozak, khitanan massal itu awalnya adalah tradisi sedekah minyak lampu penerangan ketika listrik belum ada di Gemolong pada awal 1980an. Dia mengatakan tradisi itu dilaksanakan keluarga Mbah Haji Uyeg.
‘’Sebuah kebanggan bagi kami dapat melestarikan tradisi sedekah yang telah dilaksanakan selama puluhan tahun. Semoga menjadi amal jariyah mereka dan kami,’’ harap Rozak.
Dalam pelaksanaannya, khitanan massal ini dipercayakan kepada tim medis dari salah satu rumah khitan milik pengurus PCM Gemolong. Tim medis yang terlatih dan biasa menangani pelaksanaan proses khitan dengan standar kesehatan yang baik, sehingga menjadikan kegiatan ini aman dan terpercaya bagi peserta.
Ketua PCPM Gemolong, Sragen, Khusnul Hasan Nugroho, menjelaskan memang program PCPM selalu ditunggu masyarakat, khususnya kegiatan khitanan massal.
Dia mengungkapkan setiap tahun selalu kewalahan memenuhi permintaan masyarakat untuk menjadi peserta khitan. Hanya dalam hitungan hari, kata dia, kuota 80 anak pada tahun ini langsung terpenuhi. Padahal tidak diviralkan. Dia menyampaikan paniti dengan terpaksa menutup pada kuota 135 anak.
‘’Peserta khitanan massal, dewasa ini tidak hanya diikuti oleh kalangan keluarga kurang mampu, namun beberapa keluarga dari pegawai negeri sipil (PNS), pedagang, dan lainnya juga ingin dikhitankan pada kegiatan Pemuda Muhammadiyah. Ada kebanggan tersendiri jika dikhitankan di kegiatan Pemuda Muhammadiyah, ada harapan untuk menjadi kader persyarikatan’’ kata Khusnul.