Langganan

11 Kecamatan di Boyolali Ditetapkan Siaga Darurat Kekeringan, Ini Daftarnya - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 22 Agustus 2024 - 14:51 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi desa kekeringan. (Freepik.com)

Esposin, BOYOLALI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali menetapkan 11 kecamatan di Kabupaten Boyolali masuk dalam status siaga darurat bencana kekeringan akibat kemarau tahun ini.

Kepala BPBD Boyolali, Suratno, menyampaikan Bupati Boyolali telah menerbitkan surat keputusan terkait penetapan status siaga darurat bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan di Boyolali. Surat keputusan tersebut bernomor 360/0946/5.4/2024.

Advertisement

Diketahui, surat tersebut berlaku selama 183 hari terhitung pada 1 Juni-30 November 2024. Adapun 11 kecamatan yang berstatus siaga darurat bencana kekeringan meliputi Ampel, Andong, Cepogo, Gladagsari, Juwangi, Kemusu, Musuk, Selo, Tamansari, Wonosamodro, dan Wonosegoro.

Suratno mengungkapkan BPBD Boyolali telah mendistribusikan bantuan air bersih ke tiga desa. Pertama, Desa Kalimati, Juwangi, sebanyak lima tangki. Kedua, Desa Guwo, Wonosegoro, sebanyak empat tangki, dan ketiga, Desa Sangup, Kecamatan Tamansari, sebanyak 4 tangki.

Advertisement

Suratno mengungkapkan BPBD Boyolali telah mendistribusikan bantuan air bersih ke tiga desa. Pertama, Desa Kalimati, Juwangi, sebanyak lima tangki. Kedua, Desa Guwo, Wonosegoro, sebanyak empat tangki, dan ketiga, Desa Sangup, Kecamatan Tamansari, sebanyak 4 tangki.

"Total ada 14 tangki air yang didistribusikan dengan volume sekitar 76.000 liter," ujar Suratno kepada Esposin, Kamis (22/8/2024).

Ratno mengatakan bagi desa di luar 11 kecamatan tersebut tetap bisa mendapatkan layanan bantuan air bersih sepanjang ada pengajuan permohonan disertai asesmen dari pemerintah desa.

Advertisement

Dari hasil asesmen pemerintah desa, dapat diajukan permohonan layanan bantuan air bersih ke BPBD Boyolali. Permohonan tersebut harus mendapatkan persetujuan dan diketahui camat setempat.

Selanjutnya, Suratno menyampaikan perkiraan dampak kekeringan pada musim kemarau 2024 relatif tidak separah tahun lalu. Hal tersebut karena pengaruh La Nina yang membuat kemarau basah.

“Walaupun begitu, saya sampaikan kepada seluruh masyarakat untuk bijak dalam menggunakan dan memanfaatkan sumber air. Terutama di daerah yang terdampak kekeringan, agar bisa berhemat,” kata dia.

Advertisement

Ia mengatakan anggaran untuk penyaluran air bersih ke wilayah yang membutuhkan di Boyolali telah dialokasia sekitar Rp176 juta dari APBD Boyolali. BPBD Boyolali bakal terus mengevaluasi perkembangan situasi, kondisi, dan dampak kekeringan di Boyolali.

Suratno menyebut penyaluran bantuan air bersih juga menggandeng stakeholders terkait mulai dari PMI, BUMD, BUMN, CSR perusahaan, dan sebagainya. Selain kekeringan, pada musim kemarau ini ia juga meminta masyarakat berhati-hati dengan bencana kebakaran hutan dan lahan.

Suratno mengatakan ada tujuh kecamatan yang masuk dalam status siaga darurat bencana kebakaran hutan lahan (karhutla) yaitu Cepogo, Gladagsari, Juwangi, Kemusu, Musuk, Selo, dan Tamansari. “Kami juga meminta masyarakat berhati-hati dan waspada agar kejadian kebakaran hutan dan lahan maupun rumah tinggal tidak terjadi,” kata dia.

Advertisement

Suratno mengingatkan masyarakat soal kejadian kebakaran di lahan dan menghanguskan pabrik di Nogosari. Lalu ada beberapa lokasi lahan di daerah lain yang kebakaran dikarenakan kelalaian manusia. Ia mengingatkan agar warga mengawasi ketika membakar sampah dan memastikan 100% padam sebelum ditinggalkan.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif