by Nimatul Faizah - Espos.id Solopos - Selasa, 22 November 2022 - 06:21 WIB
Esposin, BOYOLALI--Puluhan siswa kelas I SDN 8 Boyolali memamerkan hasil karya mereka berupa jajanan pasar tradisional seperti klepon, putri mandi, ongol-ongol, dan sebagainya dalam gelar karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di teras sekolah, Senin (21/11/2022).
Jajanan pasar tradisional tersebut mereka buat sendiri berkolaborasi dengan orang tua di rumah kemudian dipamerkan bersama jajanan pasar milik siswa kelas II, III, V, dan VI.
Kepala SDN 8 Boyolali, Nanik Sulistyawati, mengatakan menjelang akhir semester ini sekolahnya yang juga sekolah penggerak mengeluarkan produk dari hasil karya anak selama satu semester.
“Untuk kelas I temanya kearifan lokal dan topiknya jajanan pasar. Hasilnya berbagai macam jajanan pasar tradisional, ada yang sudah dikemas dengan modern,” jelasnya saat ditemui Esposin di sekolahnya, Senin siang.
“Untuk kelas I temanya kearifan lokal dan topiknya jajanan pasar. Hasilnya berbagai macam jajanan pasar tradisional, ada yang sudah dikemas dengan modern,” jelasnya saat ditemui Esposin di sekolahnya, Senin siang.
Ia mengatakan sebelumnya anak-anak telah dibekali dengan pengetahuan tentang jajanan pasar tradisional baik teori maupun praktik.
Pada akhir Oktober, anak-anak juga diajak berkunjung langsung ke tempat pembuatan jajanan pasar di daerah Kiringan, Boyolali.
Nanik mengakui sewaktu pembuatan anak-anak memang belum membuat klepon secara sempurna. Masih banyak anak yang membuat klepon dengan bentuk dan ukuran yang beragam. Namun, ia memaklumi hal tersebut sebagai proses belajar.
“Bukan masalah hasilnya, tapi yang penting kebahagiaan anak-anak dalam praktik yang kami harapkan dapat menumbuhkan kecintaan anak terhadap jajanan pasar,” kata dia.
Ia menilai saat ini jajanan pasar tradisional mulai tak dikenal anak-anak. Mereka cenderung jajan seperti hamburger, pisang coklat, sosis, tempura dan jajanan lainnya. Sedangkan dengan membuat jajanan pasar sendiri di rumah bersama orang tua, anak mampu mengenal jajanan pasar dan pastinya dibuat dengan higienis.
Nanik menjelaskan targetnya anak-anak kelas I karena mereka termasuk yang menerapkan kurikulum merdeka. Selain itu, ada juga siswa kelas IV yang praktik menanam sayur mulai dari membuat benih, memindah ke polibag, dan dirawat hingga menjadi produk.
“Walaupun kurikulum merdeka hanya dilaksanakan kelas I dan IV, tapi berkat dorongan orang tua murid kelas II, III, V, dan VI yang belum melaksanakan kurikulum merdeka, mereka juga membuka stand-stand tersendiri untuk jajanan pasar,” jelasnya.
Tak hanya itu, beberapa murid berkat bantuan dorongan paguyuban wali murid juga menampilkan karya tari-tarian orang-orang yang datang dalam gelar karya tersebut.
Sementara itu, salah satu wali murid kelas I, Eny Purwaningsih, 37, menceritakan anaknya sangat bersemangat untuk membuat ongol-ongol pada Minggu (20/11/2022) malam.
Ia mengungkapkan proses pembuatan ongol-ongol bersama anaknya berlangsung cukup mudah dan selama tiga jam.
“Bikinnya enggak sulit, bahan bakunya cuma singkong, agar-agar, sama kelapa parut saja. Harapannya anak semakin mengenal makanan tradisional dan ke depannya anak-anak di sekolah makin kreatif,” kata dia.