Langganan

Wow, peserta upacara HUT Ke-94 Karanganyar pakai busana kejawen - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Redaksi  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 18 November 2011 - 17:50 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Upacara bendera yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Jumat (18/11/2011) pagi, berbeda dari upacara bendera yang digelar pada hari biasanya. Jika pada hari biasanya para peserta upacara mengenakan pakaian seragam kerja, maka upacara yang digelar untuk memperingati HUT ke-94 Kabupaten Karanganyar itu, semua peserta diwajibkan untuk mengenakan busana khas jawa. Para peserta pria memakai beskap lengkap, sedangkan peserta upacara perempuan mengenakan kebaya.

Bertindak sebagai komandan upacara yakni Camat Jumantono, Timotius Suryadi. Selain menggunakan pakaian adat jawa, dalam membawakan maupun melaksanakan upacara juga memakai bahasa jawa krama inggil.

Advertisement

Sebagian peserta upacara pun bertanya-tanya karena tidak mengerti kata apa yang diucapkan. Mereka juga ada yang tertawa lantaran kata-kata yang muncul dalam upacara, tidak lumrah sebagaimana upacara pada hari biasanya. Misalnya, saat pembina upacara, Bupati Karanganyar, Rina Iriani Sri Ratnaningsih, memberikan perintah kepada komandan upacara untuk melaksanakan upacara. Saat Rina mengatakan lakokne, komandan upacara pun menjawab tandyo, yang berarti siap laksanakan.

Meskipun upacara HUT tersebut lancar, namun hampir semua peserta merasa gerah dan panas. “Kalau dilaksanakan lebih pagi, mungkin tidak sepanas ini. Apalagi ini menggunakan pakaian serba hitam,” ujar salah satu peserta upacara asal Colomadu, sembari mengelap keringat di wajahnya, seusai upacara.

Dalam kesempatan itu, Rina antara lain menyampaikan sejumlah prestasi yang sudah dicapai oleh Kabupaten Karanganyar, seperti masuk kategori 10 kabupaten/kota terbaik pelaksanaan pemerintahan daerah atau good governance, Citra Bhakti pelayanan publik terbaik dari Gubernur Jateng dan kerja sama dengan sejumlah investor asing di sejumlah bidang. Sementara untuk kemasyarakatan, angka kematian ibu dan bayi juga berangsur-angsur menurun. Hal itu bisa terwujud, kata Rina, lantaran adanya jaminan persalinan (Jampersal) dari rumah sakit maupun Puskesmas.

Advertisement

(fas)

Advertisement
Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif