by Mahardini Nur Afifah Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Sabtu, 18 Juni 2016 - 04:30 WIB
Esposin, SOLO--Kampung wisata batik Laweyan terus berbenah mengembangkan wilayahnya sebagai destinasi pariwisata kreatif, bersejarah, dan ramah lingkungan. Laweyan ditargetkan rampung mempersiapkannya lima tahun mendatang.
Ketua Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan, Alpha Febela Priyatmono, menerangkan salah satu upaya kampungnya mewujudkan kampung kreatif dengan cara menyelenggarakan pertunjukan wayang batik interaktif secara berkala. Pertunjukan yang siap ditampilkan setiap ada permintaan ini diadaptasi dari destinasi pariwisata mapan, Bali.
“Kami amati di Bali sewaktu-waktu ada pertunjukan yang bisa dinikmati wisatawan. Sekarang kami mulai uji coba dengan menggelar pentas wayang batik dengan durasi tidak lebih dari 30 menit bagi wisatawan yang datang berkunjung. Dalangnya warga lokal sini. Kalau wisatawan yang berminat menjajal, bisa ikut memainkannya,” jelasnya saat ditemui di Kampung Batik Laweyan, Jumat (17/6/2016).
Dari evaluasi uji coba menggelar pertunjukan secara berkala, Alpha mengatakan respons wisatawan, terutama mancanegara, sangat baik. ”Setiap pekan kami selalu kedatangan rombongan turis dari Amerika Serikat. Mereka tertarik berwisata ke tempat bersejarah yang lingkungannya kreatif,” paparnya.
Selain mempersiapkan atraksi untuk menarik minat wisatawan, Alpha menyebutkan kampungnya juga terus mengedukasi pengusaha batik untuk mulai beralih ke proses produksi ramah lingkungan. Menurutnya, konsep eco atau ramah lingkungan tidak hanya sebatas penggunaan material pembuatan batik yang berasal dari alam.
Penyematan eco label juga bisa didasarkan pada proses produksi yang efisien, tidak mencemari lingkungan dengan pemanfaatan IPAL, ada proses daur ulang bahan, serta pabrik atau toko harus hemat energi.
Alpha menargetkan dalam lima tahun ke depan seluruh pengusaha dan warga yang tinggal di Kampung Batik Laweyan bisa bersama-sama mewujudkan konsep destinasi berbasis sejarah yang kreatif sekaligus ramah lingkungan.
“Mudah-mudahan lima tahun mendatang semuanya bisa jalan,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo, mendorong kampung batik di Solo menjadi destinasi pariwisata unggulan. “Saya pribadi punya angan-angan, kalau sekarang turis selalu berpikiran belum ke Solo kalau belum kulineran, ke depan harapannya mereka bisa merasa belum ke Solo kalau belum ke kampung batik Laweyan atau Kauman,” tambahnya.