Esposin, BOYOLALI -- Ada yang unik di pameran Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) di Alun-alun Kidul Boyolali, Selasa-Kamis (27-29/8/2024).
Salah satu stan dari Taman Nasional Ujung Kulon memamerkan patung batik badak bercula satu yang menjadi oleh-oleh atau suvenir khas yang bisa dibeli saat mengunjungi Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Dua perajin didatangkan langsung dari Banten untuk memamerkan kebolehannya membuat gantungan kunci hingga patung batik badak bercula satu di stan tersebut. Satu perajin membuat pola dari kayu, sedangkan satu perajin lain membatik di kayu-kayu yang telah dibentuk dan dihaluskan permukaannya.
Salah satu perajin, Rahmat, mengatakan ide awal membatik pada patung karena ingin membuat oleh-oleh yang tidak sekadar patung badak bercula satu.
“Kami ingin yang tidak monoton, jadi akhirnya ada ide membuat miniatur badak bercula satu dan dihias batik. Ada juga yang kami cat dan batik. Sarananya dari kayu pulai yang tumbuh di sekitar kami,” kata dia saat berbincang dengan Esposin di lokasi, Kamis (29/8/2024).
Pola kayu dibuat oleh perajin secara manual dengan pisau. Dalam sehari, ia dan kawannya bisa membuat tujuh gantungan kunci atau satu patung besar sepanjang 30 cm. Harga suvenir tersebut mulai dari Rp15.000-Rp350.000 per item tergantung besar kecil barang.
Rahmat mengatakan dalam sebulan ada sekitar 100 barang yang terjual. Ia baru memasarkan di sekitar Taman Nasional Ujung Kulon. “Ini hanya sampingan, kalau kami utamanya adalah bertani. Pembelinya biasanya ada dari individu langsung ke kami, atau lewat taman nasional. Batik pada kayu ini baru mulai sekitar tujuh tahun lalu,” kata dia.
Sementara itu, Kasubag Tata Usaha Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Sanggara Yudha, mengatakan membuka stan pameran untuk sosialisasi kegiatan konservasi, perlindungan, pemanfaatan lestari dari kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, terutama badak bercula satu yang hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon.
“Kami juga membawa mitra kami dari masyarakat, ada pematung membuat kerajinan badak dan pembatik. Ini merupakan mitra binaan kami di Taman Nasional Ujung Kulon,” jelasnya.
Yudha mengatakan pada hampir setiap agenda, Balai Taman Nasional Ujung Kulon mengajak para perajin untuk tampil langsung memperkenalkan badak bercula satu lewat kerajinan.
Lewat kerajinan tersebut, ia ingin masyarakat bisa belajar dan paham bahwa pentingnya melindungi badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. “Populasi badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, per data 2022 ada kurang lebih 96 ekor,” kata dia.