by Nimatul Faizah - Espos.id Solopos - Minggu, 12 Februari 2023 - 13:06 WIB
Esposin, BOYOLALI -- Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali hingga Februari ini mencatat ada 1.208 ternak sapi suspek Lumpy Skin Disease atau LSD di Kota Susu.
Sapi suspek LSD itu tersebar di 19 kecamatan. Kepala Disnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, mengungkapkan dari 1.208 ekor sapi yang suspek lumpy skin disease atau kutil sapi itu, 32 ekor di antaranya dinyatakan positif.
Sedangkan, tiga kecamatan yang bebas dari LSD adalah di Banyudono, Sawit, dan Selo. Lusi mengungkapkan LSD dapat dicegah dengan cara membersihkan kandang dengan menyemprot disinfektan.
Hal tersebut, lanjut Lusi, karena LSD menyebar lewat virus yang sporadis sehingga penyemprotan dengan disinfektan sangat diperlukan.
Hal tersebut, lanjut Lusi, karena LSD menyebar lewat virus yang sporadis sehingga penyemprotan dengan disinfektan sangat diperlukan.
“Jadi tetap penyemprotan ini sangat diperlukan, jaga kebersihan biosecurity kemudian penanganan untuk yang laporan sakit dan vaksinasi untuk penanganan tuntasnya,” terangnya dalam rilis yang diterima Esposin, Sabtu (11/2/2023).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan hingga Jumat (10/2/2023), Disnakkan Boyolali telah mendapatkan vaksin LSD dari pusat sebanyak 4.300 dosis untuk disuntikkan pada sapi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.900 dosis vaksin telah disuntikkan untuk ternak.
Ia mengatakan di dua kecamatan tersebut paling banyak ditemukan kasus LSD. Masing-masing kecamatan tersebut diberikan 10 jeriken disinfektan.
Selanjutnya, Lusi berharap Pemerintah Desa (Pemdes) dan peternak setempat dapat bekerja sama untuk membersihkan lingkungan dan menyemprotkan disinfektan ke kandang secara menyeluruh untuk mencegah penyebaran LSD.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakkan Boyolali, Afiany Rifdania, mengungkapkan selain vaksin dan penyemprotan disinfektan, manajemen pakan dan kebersihan kandang sapi juga diperlukan untuk menangani LSD.
Ia mengatakan peternak harus mampu memberikan pakan hijau dengan kualitas baik. Hal tersebut agar upaya untuk kesembuhan hewan dan daya tahan tubuh ternak menjadi baik. Sehingga, vaksin atau obat yang diberikan dapat efektif dan mampu berpengaruh besar pada kesembuhan hewan.
“Pakan yang baik itu adalah pakan hijauan tetapi harus dilayukan terlebih dahulu, jadi minimal satu hari sebelumnya itu dilayukan kemudian baru diberikan [ke hewan],” jelas dia.