Esposin, KLATEN -- Personel Damkar Satpol PP dan Damkar Klaten mengimbau warga tak membakar sampah sembarangan memasuki puncak musim kemarau. Damkar juga mengimbau agar pembukaan lahan tak dilakukan dengan cara dibakar lantaran berisiko tinggi.
Berdasarkan data yang dihimpun Esposin, jumlah total kejadian kebakaran sejak Januari hingga Juli 2024 tercatat sebanyak 111 kejadian kebakaran yang ditangani Damkar Klaten. Dari jumlah itu, kejadian terbanyak yakni kebakaran pada rumah atau bangunan sebanyak 33 kejadian.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Disusul kebakaran lahan kosong sebanyak 24 kejadian serta rumpun bambu sebanyak 11 kejadian. Objek lain yang terbakar yakni dapur rumah (11 kejadian), kompor gas (delapan kejadian), kandang ternak (lima kejadian), oven kayu (lima kejadian), instalasi listrik (tiga kejadian), limbah kayu (tiga kejadian), serta oven briket (satu kejadian).
Sementara penyebab terjadinya kebakaran beragam. Kejadian kebakaran akibat pembakaran sampah mendominasi sebanyak 33 kejadian. Kemudian kejadian kebakaran yang belum diketahui penyebabnya ada 25 kejadian, korsleting 17 kejadian.
Kemudian akibat selang tabung elpiji bocor 12 kejadian, over heat delapan kejadian, tungku masak tujuh kejadian, kelalaian empat kejadian, serta rapak tebu dua kejadian, dan lilin dua kejadian.
Kepala Satpol PP dan Damkar Klaten, Joko Hendrawan, melalui Kabid Damkar Satpol PP dan Damkar Klaten, Sumino, mengatakan tren kejadian kebakaran meningkat memasuki kemarau. Begitu pula dengan tren kejadian kebakaran lahan.
Pembersihan Lahan
“Sementara sampai saat ini [awal Agustus 2024] tercatat ada 34 kejadian kebakaran lahan kosong. Kebakaran rumpun bambu akibat pembakaran sampah/lahan sudah ada 14 kejadian,” kata Sumino saat berbincang dengan Esposin, Selasa (6/8/2024).Lantaran hal itu, Sumino mengimbau warga tak membakar sampah sembarangan. Selain itu, dia mengimbau agar pembukaan atau pembersihan lahan tidak dilakukan dengan cara dibakar.
Selain berisiko luas area yang terbakar mudah meluas, asap yang dihasilkan dari pembakaran lahan bisa mengganggu. “Dampaknya pertama asap menghalangi jarak pandang [mengganggu pengguna jalan]. Dampak lain yakni gangguan pernapasan,” jelas Sumino.
Soal penyebab kebakaran lahan, Sumino menjelaskan rata-rata karena kelalaian. Dia mencontohkan ketika membakar sampah, api merembet ke lahan kosong yang dipenuhi ilalang. “Untuk sebab karena kelalaian saat membakar sampah atau membuka lahan kosong sehingga terjadi perambatan dan api sudah membesar,” ungkap dia.
Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Syahruna, menjelaskan sesuai prediksi BMKG, puncak kemarau terjadi pada Juli-Agustus 2024. Lantaran hal itu, dia mengimbau agar warga tetap menjaga daya tahan tubuh agar tak sampai dehidrasi. Selain itu, Syahruna mengajak warga untuk menghemat air.
Syahruna juga memaparkan beberapa waktu lalu ada rapat di tingkat provinsi terkait siaga darurat menghadapi bencana kekeringan dan kebakaran hutan. Terkait hal itu, Pemkab segera menerbitkan surat edaran yang ditujukan kepada seluruh kepala OPD, camat, serta kades/lurah untuk meningkatkan kewaspadaan dan upaya antisipasi bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan.