Langganan

Tren Harga Kebutuhan Pokok di Wonogiri Turun, BPS Sebut Ada Perlambatan Ekonomi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Muhammad Diky Praditia  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 2 Juli 2024 - 15:23 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi pedagang beras dan bahan kebutuhan pokok di Pasar Wonogiri. (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Esposin, WONOGIRI — Badan Pusat Statistik (BPS) Wonogiri melaporkan ada perlambatan ekonomi di Kota Sukses dengan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok yang turun sehingga memicu deflasi selama beberapa bulan terakhir.

Kepala BPS Wonogiri Rahmad Iswanto mengatakan secara bulanan atau month to month (m to m) sejak Maret sampai Juni 2024, harga sejumlah komoditas kebutuhan pokok di Kabupaten Wonogiri turun yang mengakibatkan deflasi.

Advertisement

Pada Maret 2024, misalnya, tingkat  inflasi di Kabupaten Wonogiri sebesar 0,69%. Sebulan berikutnya turun jadi 0,13%, dan pada Mei terjadi deflasi -0,38%, sementara Juni -0,41%.

Menurut Rahmad, deflasi terjadi karena harga bahan-bahan pokok seperti bawang merah, beras, dan telur ayam turun dalam beberapa bulan terakhir. Penurunan harga secara bulanan ini juga mempengaruhi tingkat inflasi tahunan.

Advertisement

Menurut Rahmad, deflasi terjadi karena harga bahan-bahan pokok seperti bawang merah, beras, dan telur ayam turun dalam beberapa bulan terakhir. Penurunan harga secara bulanan ini juga mempengaruhi tingkat inflasi tahunan.

Secara year on year atau setahun terakhir, tingkat inflasi di Kabupaten Wonogiri sebesar 2,01%. Angka ini paling rendah dibandingkan inflasi year on year bulan-bulan sebelumnya pada 2024. Tingkat inflasi sebesar itu juga di bawah target pemerintah.

“Pemerintah menargetkan inflasi plus-minus 3,5%. Tingkat inflasi sebesar itu dinilai paling ideal untuk pertumbuhan ekonomi. Sekarang, secara y on y, tingkat inflasi di Wonogiri di bawah target pemerintah,” kata Rahmad saat ditemui Esposin di Kantor BPS Wonogiri, Selasa (2/7/2024).

Advertisement

Kendati demikian, dia menyebut tingkat inflasi Wonogiri ini masih dalam taraf normal. Menurutnya, inflasi yang rendah ini masih lebih aman dibandingkan dengan inflasi yang melebihi target pemerintah, yang berarti harga-harga komoditas melonjak signifikan.

Pengaruh Musim Kemarau

Dia mengemukakan kondisi musim kemarau seperti sekarang ini bisa mempengaruhi tingkat inflasi di Wonogiri yang struktur ekonominya bertumpu pada sektor pertanian. Rahmad menyebut bisa saja akibat kemarau, harga-harga komoditas pangan melejit sehingga mendorong inflasi.

”Seandainya kondisi ekonomi di Wonogiri pada semester II 2024 itu sama dengan semester II pada 2023, inflasi kita di akhir tahun tetap akan sekitar 2,01%. Tetapi ini tidak mungkin terjadi sama persis. Yang terpenting tim pengendali inflasi daerah bisa mengendalikan harga-harga,” jelasnya.

Berdasarkan data BPS Wonogiri, salah satu sektor yang mengalami deflasi selama setahun terakhir ini adalah sektor perumahan, air, dan listrik. Dampak deflasi ini diakui pengembang properti di Kabupaten Wonogiri.

Advertisement

Project manager perumahan subsidi Bale Tuanku Wonogiri, Dwi Prasetyo, menyebut selama setahun ini tingkat pembelian perumahan di Wonogiri lebih rendah bahkan dibandingkan saat pandemi Covid-19.

Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil (Dinkop UKM) dan Perdagangan Wonogiri, Nugroho Liestyono, mengatakan penurunan harga kebutuhan pokok di Wonogiri selama beberapa waktu terakhir ini karena supply melimpah.

“Misalnya di Wonogiri ini kan habis panen beras. Pasti itu [harga] akan turun. Tetapi sebenarnya penurunan itu tidak sampai di titik seperti tahun lalu. Kalau dibandingkan tahun lalu, harga-harga tetap lebih tinggi,” ucapnya.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif