by Ayu Abriyani K.p Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Rabu, 25 Mei 2016 - 21:40 WIB
Esposin, SOLO--Tiga keluarga asal Solo yang sebelumnya mengikuti program transmigrasi ke Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Sulawesi awal tahun ini pulang paksa ke Solo karena sengketa lahan. Rencananya, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menawari mereka ke Tanah Keke, Kabupaten Takalar, Sulawesi.
Menurut Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Solo, Sumartono Kardjo, mereka pulang bersama 23 keluarga dari Jakarta. "Permasalahan sengketa tanah memang beberapa kali menjadi dalam program transmigrasi. Mungkin pemerintah daerah di lokasi transmigrasi sosialisasinya kurang sehingga warga setempat kaget," katanya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (25/5/2016).
Ia menambahkan saat ini belum tahu kondisi mereka di Solo karena mereka tidak memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Solo. Sementara, pemerintah daerah di lokasi transmigrasi belum mengirimkan data kependudukan dan surat pindahnya.
"Beberapa waktu lalu, pemerintah pusat mencoba memecahkan permasalahan di Tana Toraja, tetapi mereka tetap mau pulang ke pulau Jawa. Mereka mau mengikuti program transmigrasi lagi asalkan dipindah ke lokasi yang aman, tanahnya subur, dan tanahnya besertifikat," tuturnya.
Menurutnya itu sulit karena tujuan transmigrasi adalah mengolah lahan yang belum digarap agar bermanfaat. Ia berharap warga Solo yang ikut transmigrasi memiliki daya juang yang tinggi.
"Nanti, tiga keluarga itu akan kami hubungi apakah mereka mau ikut transmigrasi lagi atau tidak. Sebab, tahun ini ada tujuh keluarga yang akan diberangkatkan ke Tanah Keke, Kabupaten Takalar, Sulawesi. Saat ini kami belum menyeleksi pesertanya karena baru tahap penandatanganan kerja sama," ujarnya.
Terkait itu, Sumartono akan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah di lokasi transmigrasi. Ia berharap tidak ada lagi permasalahan semacam itu sehingga para transmigran bisa tinggal dengan nyaman.