Langganan

TOL SOLO-KERTOSONO : Warga Donohudan Boyolali Akhirnya Legawa Meski Kecewa Overpass Dibuat Belok - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Aries Susanto Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 1 Maret 2018 - 22:35 WIB

ESPOS.ID - Sejumlah warga Denggungan, Banyudono, memasang spanduk protes pembangunan overpass Tol Solo-Salatiga, Minggu (25/2/2018). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Warga Donohudan, Boyolali, akhirnya legawa meski tuntutan mereka agar overpass dibuat lurus tak dipenuhi.

Esposin, BOYOLALI -- Warga Desa Donohudan, Ngemplak, Boyolali, akhirnya legawa meski sempat kecewa lantaran tuntutan mereka agar overpass di desa tersebut dibuat lurus tak dipenuhi. Mereka kecewa karena pembangunan overpass yang berbelok ke barat dikhawatirkan akan mematikan potensi ekonomi wilayah di sekitarnya.

Advertisement

Salah satu warga Donohudan, Wahyu Sulistyo, mengaku sangat kecewa atas keputusan yang diambil Satker Tol Solo-Kertosono (Soker) dan Bupati Boyolali. Meski demikian, sebagai warga yang baik dia siap menaati putusan dengan legawa.

"Legawa atau tidak, ya kami harus menerima. Karena ini sudah keputusan final di tangan Pak Bupati. Meski secara jujur, kami kecewa," jelas Wahyu kepada Esposin, Kamis (1/3/2018).

Advertisement

"Legawa atau tidak, ya kami harus menerima. Karena ini sudah keputusan final di tangan Pak Bupati. Meski secara jujur, kami kecewa," jelas Wahyu kepada Esposin, Kamis (1/3/2018).

Pemkab Boyolali bersama Satker Tol Soker telah memutuskan konstruksi overpass tetap berbelok ke arah barat. Hal ini bertolak belakang dengan kemauan sejumlah warga di sekitarnya yang meminta overpass tetap lurus. Alasan mereka, jika overpass berbelok akan menyulitkan akses warga dan mematikan kawasan di sekitarnya.

Baca:

Namun, Satker menilai pembelokan overpass lantaran rencana membuat overpass lurus ditolak sebagian warga setempat. Pro kontra di lingkungan warga sempat berlarut-larut dan tak kunjung usai.
Advertisement

Noegroho memastikan keputusan itu sudah melalui kajian matang dari berbagai pihak. Tak hanya kajian secara teknis, namun juga kajian efisiensi biaya dan waktu.

Atas dasar itulah, Noegroho mengatakan proyek pembangunan overpass di Donohudan harus dilanjutkan dan diselesaikan secepatnya. Warga yang tak setuju tak memiliki wewenang menghalangi pelaksana proyek di lapangan.

Pernyataan Noegroho ini juga ditegaskan Kepala Desa Donohudan, Sri Sumantinah. Menurut Sumantinah, keputusan untuk membelokkan overpass ke arah barat sudah melalui kajian dan rapat berkali-kali yang melibatkan unsur tokoh warga dan stakeholders.

Advertisement

"Pembelokan overpass ini sebenarnya adalah tuntutan warga juga. Dulu mereka menolak overpass lurus dan minta dibelokkan. Sekarang setelah dibelokkan, malah warga lainnya menolak," terangnya.

Sebelumnya, sejumlah warga yang tak terima dengan keputusan itu melakukan aksi. Mereka mengganggu dan berupaya menghalangi pekerja overpass di lapangan dengan membakar ban.

"Tempo hari mereka bakar ban di lokasi proyek. Pekerja merasa tak nyaman dan akhirnya enggak melanjutkan pekerjaan. Ini sangat kami sesalkan," terangnya.

Advertisement

Saat ini, proyek overpass kembali dilanjutkan dan mendapatkan jaminan keamanan dari aparat kepolisian.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif