by Nimatul Faizah - Espos.id Solopos - Selasa, 17 Januari 2023 - 14:44 WIB
Esposin, SOLO -- Polisi menjerat pelaku penganiayaan SN, 16, gadis ABG asal Sambon, Banyudono, Boyolali, yang tak lain pacarnya sendiri berinisial A, 21, dengan Pasal 80 ayat (2) UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak.
“Tersangka terancam pasal 80 ayat (2) UU [Undang-Undang] Nomo 23 Tahun 2002 mengenai kekerasan terhadap anak dengan ancaman hukuman lima tahun,” ujar Kasatreskrim Polres Boyolali AKP Donna Briadi, saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (17/1/2023).
Lebih lengkapnya, bunyi Pasal 80 UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak yakni ayat (1) berbunyi "Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan, atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan atau denda paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah)".
Selanjutnya pada ayat (2) disebutkan, "Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) luka berat, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)".
Selanjutnya pada ayat (2) disebutkan, "Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) luka berat, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)".
Saat ini pelaku penganiayaan gadis ABG di Banyudono, Boyolali, itu sudah ditangkap dan ditetapkn sebagai tersangka. Pelaku yang berinisial A, 21, tercatat sesuai KTP sebagai warga Jawa Timur.
Sehari-hari pelaku bekerja sebagai tukang cukur di wilayah Kartasura, Sukoharjo. Pelaku ditangkap di rumah pamannya di Kragilan, Mojosongo, Boyolali, pada Senin (16/1/2023) sore atau sehari setelah kejadian.
Namun, polisi masih menunggu kondisi korban pulih untuk meng-crosscheck keterangan pelaku tersebut dengan keterangan korban. Sebelumnya, Kasi Humas Polres Boyolali, AKP Dalmadi, menjelaskan korban ditemukan terkapar di belakang Balai Desa Sambon, Banyudono, Boyolali, Minggu sekitar pukul 11.00 WIB.
Seorang warga melintas di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) mendengar teriakan dan rintihan orang meminta tolong. "Selanjutnya warga mencari asal suara tersebut, yang kemudian diketahui suara tersebut berasal dari belakang kantor desa," jelasnya kepada wartawan, Selasa (17/1/2023)
Selanjutnya, Dalmadi menceritakan warga membuka lembaran seng yang menutup asal suara dan mendapati korban SN dalam posisi tergeletak dengan bagian kepala mengeluarkan darah.
Warga yang menemukan lantas memanggil Babinsa Sambon, Pelda Agus Satoto. Kemudian, korban ditolong dan dibawa ke Rumah Sakit UNS untuk mendapatkan perawatan medis. Saat ditemukan, korban dalam kondisi sadar.