by Taufiq Sidik Prakoso - Espos.id Solopos - Senin, 17 Februari 2020 - 17:12 WIB
Esposin, KLATEN -- Dua rumah di lereng Bukit Sidoguro, Dukuh Tobong, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, tak bisa lagi dihuni akibat longsor pada Sabtu (15/2/2020) petang.
Dua rumah mereka berada di tepi bukit yang hampir longsor. Penghuni dua rumah itu terpaksa mencari lokasi lain untuk tempat tinggal mereka.
Tanah lereng bukit kawasan Sidoguro longsor pada Sabtu sekitar pukul 17.30 WIB setelah diguyur hujan sejak siang. Ada lima rumah warga Dukuh Tobong di lereng bukit itu dan berjarak sekitar 20 meter di atas permukiman penduduk lainnya di Tobong.
Driver Gojek Boncengkan Anak Balita Terlindas Bus Dekat SPBU Nglangon Sragen
Driver Gojek Boncengkan Anak Balita Terlindas Bus Dekat SPBU Nglangon Sragen
Longsor terjadi pada tanah lereng bukit di bawah dua rumah yang masing-masing ditempati keluarga Romlan, 60, dan keluarga Sapar, 55. Jarak teras rumah mereka dari bibir tebing yang sebelumnya sekitar 4 meter kini nyaris nol meter.
Akibat kejadian itu, keluarga Romlan dan Sapar mengungsi ke rumah kerabat mereka. Romlan beserta istrinya mengungsi di rumah anaknya di Dukuh Brengosan.
Setahun Mencari, Ibu Ini Temukan Anak Gadisnya Saat Lihat Video Porno
Mereka mendengar suara gemuruh hingga tanah di depan rumah mereka longsor. Romlan dan istrinya lantas menyelamatkan diri.
“Pada Kamis [13/2/2020] sudah ada yang longsor namun baru sebagian kecil. Kemarin itu longsor lagi dan lebih besar,” kata Romlan saat ditemui Esposin di rumahnya, Senin (17/2/2020).
Romlan mengatakan rumah yang dia tempati berdiri di tanah peninggalan kakeknya. Tanah tersebut dipastikan kini sudah bersertifikat hak milik pribadi.
“Kalau rumah berumur 60 tahun lebih. Saya sejak lahir sudah tinggal di lereng bukit ini,” kata Romlan.
Sementara penghuni tiga rumah lainnya sudah lebih dulu pindah ke kawasan permukiman lainnya di Desa Krakitan. Terkait peristiwa tanah longsor, Romlan memilih pindah dari rumahnya ketimbang dihantui waswas.
Kadus 6 Desa Krakitan, Warsono, menjelaskan mau tidak mau penghuni dua rumah di atas tebing yang longsor harus mengosongkan rumah mereka.
Warsono mengatakan pemerintah desa terus mengupayakan agar penghuni rumah mendapatkan bantuan serta penanganan agar ancaman tebing longsor tak meluas.
“Objek wisatanya aman, tidak rawan longsor. Tebingnya itu berupa bebatuan,” kata Warsono.