by Redaksi - Espos.id Solopos - Selasa, 7 Februari 2012 - 16:25 WIB
Pernyataan itu disampaikan Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika melalui Kasubag Humas Polres Wonogiri AKP Supriyadi, saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Selasa (7/2/2012). Didampingi Kasat Reskrim AKP Sugiyo, Kasubag Humas menjelaskan, peluru tajam ditemukan oleh Sunarmo saat menggali fondasi rumah. Menurutnya, peluru itu memiliki panjang 6 cm dengan kaliber 5,56 mm. “Peluru-peluru itu ditanam di tanah. Pemilik rumah Sunarmo menemukan peluru itu saat menggali fondasi rumahnya, Senin sore,” ujarnya.
Lebih lanjut diceritakan oleh AKP Supriyadi, penemuan peluru oleh Sunarmo disaksikan oleh dua pekerja yang lain yakni Parwo dan Rebu, keduanya warga Dusun Klampisan RT 001/RW 005, Desa Gedawung, Kecamatan Kismantoro. “Sunarmo merasakan ada keanehan saat linggis yang dipergunakan menggali tanah menimpa kaleng. Penggalian tanah sedalam satu meter. Karenanya, Sunarmo memperlambat penggalian tanah dan mengambil kaleng plastik bekas cat tersebut. Setelah dibuka ternyata berisi peluru renteng berjumlah 200-an butir.”
Oleh Sunarmo dan saksi, temuan peluru itu dilaporkan ke Polsek dan Koramil setempat sekitar pukul 17.30 WIB. Ditambahkan oleh Kasatreskrim yang didampingi Kaurbinops reskrim Iptu Sukadi, pemilik peluru sudah meninggal dunia.
“Dilihat dari bentuk dan jenis yakni minimi, peluru itu diduga milik anggota TNI. Pemilik sudah meninggal dunia.” Berdasar pengamatan Espos, peluru-peluru itu sudah berkarat karena terkubur di dalam tanah. Demikian juga logam ikatan rentengannya juga telah dimakan karat sehingga rentengan peluru tidak memanjang.
Diperoleh informasi pekarangan tersebut milik kakak adik Sunarto dan Marsudi. Keduanya dahulu pernah aktif menjadi anggota TNI. Ketika polisi melacak nama-nama tersebut ternyata keduanya sudah pindah ke Semarang dan telah meninggal.
JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono