by Bayu Jatmiko Adi - Espos.id Solopos - Rabu, 18 Desember 2019 - 15:44 WIB
Esposin, SOLO - Meski tarif ojek online Maxim disebut lebih rendah dari kompetitornya, sejumlah pengemudi Maxim memilih bertahan. Melalui sistem tarif saat ini, setiap driver menerima 90% dari tarif yang dibayarkan konsumen.
Esposin lantas menemui sejumlah pengemudi ojek online Maxim yang duduk di salah satu sisi jalur pejalan kaki di kawasan Ngarsopuro Solo, Selasa (17/12/2019).
Ada sekitar enam orang di lokasi itu. Salah satunya adalah Tatit. Kepada Esposin, dia dan teman-temannya menyampaikan mengenai sistem tarif di Maxim.
Dia mengatakan tarif yang berlaku saat ini adalah sekitar Rp2.000/km. Dari tarif tersebut, dia mendapatkan pendapatkan 90%. Sedangkan sisanya masuk ke aplikator.
Patut Dicoba! Tips Agar Tidak Mendengkur Saat Tidur
Terkait tarif tersebut, dia mengatakan para pengemudi masih bisa bertahan.
"Tinggal masing-masing orangnya. Buktinya kami yang di sini juga masih nyaman," terang dia.
Tips Siapkan Anak Agar Tak Iri dengan Kehadiran Adik Baru
Mengenai penyamaan tarif, sesuai ketentuan pemerintah, dia menilai hal itu harus dilihat dari beberapa sisi.
"Masak aplikasi baru, mau disamakan dengan yang sudah lama? Tentu saja yang baru kalah. Apalagi sistemnya belum sempurnya. Fiturnya juga belum lengkap," kata dia.
Waduh, Kalori Kerupuk Setara Sepiring Nasi
Menurutnya untuk masalah tarif telah ditentukan dari pihak aplikator. Para pengemudi di lapangan hanya menjalankannya saja. Namun dia memperkirakan, tarif saat ini adalah tarif untuk pengenalan sebelum nantinya ada penyesuaian.
Dia mengatakan saat ini Maxim sudah memiliki sejumlah pelanggan meski diperkirakan 90% adalah kalangan pelajar dan mahasiswa.
Habib Husein Alatas Jadi Tersangka Kasus Dugaan Pencabulan, Begini Kronologinya
Melahirkan Tak Dibantu Bidan, Perempuan Ini Meninggal di Indekos Karanganyar
Dia mengaku tertarik menjadi pengemudi Maxim lantaran untuk mendapatkan penghasilan.
"Banyak dari kami yang sebelumnya pengangguran kemudian bergabung dengan Maxim dengan tujuan memperoleh pendapatan," lanjut dia.
Ular Piton 3 Meter Ditemukan di Selokan Gudang Kayu Barat Tugu Makutha Solo
Pengemudi lainnya, Eka, mengatakan sebagai aplikator baru, akan sulit bagi Maxim untuk bersaing dengan aplikator lain jika tarif disamakan.
"Kalau tarif naik, tentu kami sangat bersyukur. Tapi kalau disamakan, kemungkinan belum bisa," kata dia.
Bikin Bangga! Sekolah Kapal Pesiar Blue Ocean Solo Raih Juara Tingkat Nasional
Rumah 2 Lantai di Trucuk Klaten Dipasangi Stiker Miskin
Di sisi lain, salah satu pengemudi Maxim yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan tarif yang berlaku adalah Rp3.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil.
Dari tarif itu 10% masuk aplikator, kemudian 90% masuk kantong pengemudi. Pengemudi juga tidak mendapatkan subsidi dari aplikator untuk setiap order yang masuk.
Indehoi di Indekos Sukoharjo, 4 Pasangan Diciduk
Mulai 2020, RS Panti Waluyo Solo Tak Layani Pasien BPJS
"Subsidi saya terima pertama kali buka akun Rp20.000 sebagai saldo. Setelah itu top up seperti yang lain," kata dia.
Mengenai tarif tersebut dia mengaku pendapatannya minim.
Spesifikasi Gahar Asus ROG Phone II, Smartphone Gaming Terkuat di Dunia
Asyik, Pelajar SMA/SMK Negeri di Jateng Tak Perlu Bayar SPP Mulai Januari 2020
"Kalau pendapatan memang minim. Awalnya pakai mobil. Karena hitungan tidak masuk saya pakai motor sekarang ini. Harapan naik [tarif], waktu saya tanya ke kantor memang ada, setelah sistem sudah fix. Memang ini sudah saya tanya ke kantor, saat ini masih pengenalan dan promo, suatu saat nanti akan disamakan," kata dia.
Kronologi Adian Napitupulu Kolaps di Pesawat
Ada Bakul Hik Cantik di Klaten, Bikin Betah Wedangan
Dia mengatakan, walaupun pendapatan minim, masih tetap bertahan.
"Sebab rating saat ini akan dipakai dasar ketika nantinya sistem sudah fix. Maka saya tetap jalan biar rating tetap maksimal," terang dia.