by Arif Fajar Setiadi - Espos.id Solopos - Jumat, 23 Juli 2021 - 17:09 WIB
Esposin, SOLO – Pandemi Covid-19 membatasi semuanya, termasuk pendidikan, pemenuhan gizi, dan kesehatan anak, sehingga orang tua harus pandai mencari solusi. Sehingga upaya membangun generasi sehat dan tangguh tetap tercapai.
Hal ini yang menjadi pembicaraan menarik di Solopos Talkshow Virtual Spesial Hari Anak Nasional bertema Menjadi Generasi Sehat dan Tangguh yang digelar secara live di Youtube, Instagram, dan Facebook Solopos Media Group (SMG). Menghadirkan tiga narasumber talkshow ini dipandu Pemimpin Redaksi Solopos Media Group, Rini Yustinigsih, Jumat (23/7/2021).
Ketiga narasumber tersebut, yaitu Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Rita Pranawati. Dosen Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Krismi Dyah A. Kemudian Public Relation Manager PT Frisian Flag Indonesia, Fetti Fadilah.
Baca juga: Selvi Ananda Bacakan Buku Cerita, Respons Jan Ethes Bikin Gemas
Baca juga: Selvi Ananda Bacakan Buku Cerita, Respons Jan Ethes Bikin Gemas
Menurut Rita Pranawati, saat pandemi semua dilakukan secara online termasuk proses pembelajaran. Bahkan aktifitas yang biasanya dilakukan di luar rumah pun sekarang dibatasi dan lebih banyak dilakukan di rumah.
“Semula dibagi tiga, yakni sepertiga tidur, sepertiga di sekolah, dan sepertiga dengan orang tua. Saat ini semua dilakukan di rumah, sementara tidak semua orang tua cakap menghasuh. Apalagi semua seolah menjadi tanggung jawab ibu,” jelas Rita.
Baca juga: Banyak Anak Terpapar Covid-19, Ini Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Si Kecil
“Pekerjaan rumah [PR] besar lainnya adalah penggunaan gawai tanpa kontrol yang menyebabkan anak kecanduan. Bahkan banyak anak yang begadang pada malam hari karena penggunaan gawai,” kata Rita.
Dosen Fakultas Psikologi, Krismi Dyah A, akrab disapa Ambar mengatakan pandemi membuat anak mengalami sejumlah masalah. Jika pada kondisi normal kesehatan fisik lebih menjadi perhatian, maka saat pandemi tidak hanya fisik namun juga psikis harus jadi perhatian.
“Karena beban lebih banyak ke ibu dalam pengasuhan, ketika ibu stress karena beban yang diembannya, anak pun terkena imbasnya. Tidak hanya fisik namun juga psikis yang bisa menyebabkan pengalaman traumatik,” ujar Ambar.
Baca juga: Waduh! Stok Vaksin Covid-19 Menipis, Pemkot Solo Terpaksa Tarik Tuas Rem
Hal senada juga disampaikan Fetti Fadilah, di mana sebagai seorang ibu yang bekerja juga hatus mengasuh anak yang baru masuk sekolah dasar. Ini tentu harus disiasati agar hal itu menjadi beban yang berimbas kepada anak.
Selain itu, ketika di rumah orang tua juga harus mampu memenuhi kebutuhan gizi berimbang bagi anak. Karena faktanya, salah satu sumber gizi bagi tumbuh kembang anak, yakni susu tingkat konsumsinya di Indonesia sangat rendah.
“Konsumsi susu di Indonesia sangat rendah, yakni 15 liter per orang per tahun. Jadi apabila dirata-rata setiap orang hanya konsumsi dua sendok susu setiap harinya. Ini tentu menjadi PR, di mana orang tua harus punya pengetahuan mengenai pemenuhan gizi anak,” jelas Fetti.