by Taufiq Sidik Prakoso - Espos.id Solopos - Kamis, 5 Maret 2020 - 21:23 WIB
Esposin, KLATEN -- Sungai Dengkeng Klaten banjir dengan arus deras mengakibatkan jembatan Modran di wilayah perbatasan Desa Planggu, Trucuk, dengan Desa Talang, Bayat, rusak, Kamis (5/3/2020).
Fondasi jembatan tersebut ambrol. Aparat kepolisian memasang garis polisi untuk menutup akses ke jembatan Modran.
Ada enam fondasi yang menyangga jembatan Modran. Saat Sungai Dengkeng Klaten banjir pada Kamis, salah satu tiang di sisi paling selatan ambrol.
Selain garis polisi, akses ke jembatan sepanjang 25 meter dengan lebar 1,5 meter itu juga ditutupi bambu.
Selain garis polisi, akses ke jembatan sepanjang 25 meter dengan lebar 1,5 meter itu juga ditutupi bambu.
Camat Bayat, Edy Purnomo, mengatakan rusaknya fondasi jembatan sudah terjadi sejak awa musim hujan ini. Kondisinya kian parah lantaran terus menerus tergerus arus sungai, ditambah benturan rumpun bambu yang hanyut.
Kemiskinan Karanganyar: Miris, 2 Perempuan Kakak Beradik Hidup Tak Layak di Kandang Ayam
“Karena kondisinya sudah kritis, kami dari Muspika untuk sementara menutup jembatan ini agar tidak digunakan untuk akses masyarakat,” kata Edy saat ditemui wartawan di sekitar Jembatan Modran.
294 Tahun Grobogan Ditandai Kirab Boyong Grobog
“Untuk sementara warga Modran ke wilayah kota harus menempuh jarak lebih jauh sekitar 2 km dibandingkan lewat Jembatan Modran,” jelas dia.
Edy menuturkan sebelumnya sudah rencana usulan agar jembatan tersebut dibongkar dan dibangun dengan bangunan baru.
“Sebelum kondisinya semakin kritis, kami sudah membahas dan mengusulkan ke Pemkab agar jembatan ini bisa direvitalisasi. Kalau perkiraan anggaran ya Rp2 miliar,” urai dia.
Kapolsek Bayat, Iptu Suharto, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Wiyono Eko Prasetyo, mengatakan pemasangan garis polisi agar warga tak melintasi jembatan tersebut lantaran kondisinya yang sudah kritis dan rawan ambrol.
Pernah Merasakan Kemiskinan, 5 Negara ini Kini Jadi Kaya dan Diperhitungkan
"Secara berkala nanti ada petugas yang patroli dan mengecek kondisi jembatan,” ungkapnya.
Jembatan Modran dibangun swadaya oleh warga lebih dari 30 tahun lalu. Awalnya, akses menyeberang Kali Dengkeng di wilayah Modran melalui jembatan bambu.
“Bagi kami jembatan ini menjadi jalan alternatif menuju ke berbagai wilayah. Sementara harus melewati jalur berputar dulu,” kata salah satu warga Dukuh Pakbayan, Desa Talang, Poniman, 68.