by Cahyadi Kurniawan - Espos.id Solopos - Selasa, 16 November 2021 - 23:04 WIB
Esposin, BOYOLALI—Jejak peninggalan peradaban umat Hindu di Kragilan, Boyolali, juga bisa ditemukan di Situs Watu Gentong. Situs ini dulunya dikenal sebagai tempat bersuci para umat Hindu sebelum beribadah di Watu Genuk.
Pantauan Esposin, situs ini berada di tepi Jalan Kragilan-Singkil, Kecamatan Mojosongo. Lokasinya di bekas lokasi Kampung Air.
Watu Gentong merupakan batu berukir yang bentuknya menyerupai gentong. Saat ditengok isi gentong ini kosong hanya ada sedikit tanah basah dan seekor katak.
Baca Juga: Disparbudpora Klaten Kembali Pindahkan Yoni dan Arca Nandi
Baca Juga: Disparbudpora Klaten Kembali Pindahkan Yoni dan Arca Nandi
Watu Gentong ini dikelilingi tembok segi empat berukuran sekitar 2 meter x 2 meter. Untuk masuk ke dalam ruangan berisi gentong dari batu ini kepala pengunjung harus merunduk persis seperti memasuki kamar tidur dalam tradisi Jawa.
Di bagian pintu masuk situs ini prasasti dari marmer bertuliskan “Sesepuh Watugenuk. 1 Suro 1923. Darmosuwiryo.” Tembok terlihat dari tepi jalan. Di dekat Watu Gentong mengalir Sungai Kragilan.
Baca Juga: Harga Jagung Sedang Bagus di Klaten, Rp5.000 per Kilogram
“Di Watu Gentong ini mereka bersuci dahulu terus berjalan ke Watu Genuk untuk beribadah di sana,” kata Sriyono, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, penemuan candi perwara di Situs Watu Genuk memperkuat hubungan kedua lokasi ini. Ia berharap revitalisasi situs juga bisa dilakukan ke Watu Gentong, tak hanya Watu Genuk.
Ia menceritakan penemuan Situs Watu Genuk dimulai pada 2014 ketika ia kali pertama menggali tanah di kawasan itu. Sebelumnya, ia melihat batu miring yang dikenal sebagai yoni di lokasi yang digalinya itu.
Baca Juga: Kelompok Tani dan Ternak di Klaten Digelontor Bantuan Rp5 Miliar
Pada 2014, ia berhasil menemukan lingga. Lingga ini kini dititipkan di rumahnya. Ia diletakkan di pura persis depan halaman rumah Sriyono.
Baru kemudian, pada 2016 untuk kali pertama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah melakukan penggalian di kawasan itu. Pada awal November lalu, BPCB melakukan penggalian tahap II. Hasilnya, BPCB menemukan tiga candi perwara atau candi pendamping berukuran sama yakni 5,5 meter kali 5,5 meter.
Sebagian batu yang ditemukan pada penggalian tahap II juga dititipkan kepada Sriyono yakni sejumlah batu yang menyerupai pipi tangga masuk ke dalam candi.