Langganan

Sejumlah Bangunan Keraton Solo Rusak Membutuhkan Revitalisasi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Wahyu Prakoso  - Espos.id Solopos  -  Senin, 12 Agustus 2024 - 17:29 WIB

ESPOS.ID - Abdi dalem menunggu masuk ke dalam keraton untuk mengikuti acara Tingalan Jumenengan SISKS Paku Buwono (PB) XIII di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Selasa (6/2/2024). (Antara/Mohammad Ayudha)

Esposin, SOLO--Sejumlah bangunan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo) membutuhkan revitalisasi. APBD Kota Solo terbatas.

Kerabat Keraton Solo G.K.R. Wandansari atau Gusti Moeng mengatakan Panggung Sangga Buwana di kompleks Keraton Solo membutuhkan revitalisasi. Bangunan itu merupakan salah satu ikon Keraton Solo maupun ikon Kota Solo.

Advertisement

“Kami bisa melihat nyata kerusakannya, ini sangat disayangkan kalau ikon Solo dan Keraton Solo tidak secepatnya dilakukan revitalisasi karena dua tiang hampir saja akan kami pasang penyangga dengan bambu,” jelas dia kepada wartawan di Keraton Solo, Senin (12/8/2024) siang.

Selain Panggung Sangga Buwana, kata dia, kondisi Ndalem Sasana Putra membutuhkan penanganan. Kondisi bangunan sudah rusak. Keraton Solo telah melakukan perbaikan meskipun belum sempurna supaya air hujan tidak masuk ke kamar.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo, Agus Hariyadi, menjelaskan Pemkot Solo mengalokasikan APBD Solo sekitar Rp200 juta untuk revitalisasi Ndalem Sasana Putra.

Advertisement

Selain itu, kata Agus, Pemkot Solo mengalokasikan dana hibah Uni Emirat Arab (UEA) Rp14 miliar untuk revitalisasi Masjid Agung dan bangunan Sitihinggil Kidul di Alun-alun Selatan, Solo. Proyek ditarget rampung 24 Desember 2024.

Menurut dia, APBD dan APBN untuk revitalisasi Keraton Solo jumlahnya terbatas. Sedangkan kebutuhan dana untuk revitalisasi Keraton Solo tergolong besar. Pemkot Solo mencari pendanaan di luar APBD dan APBN untuk revitalisasi Keraton Solo secara bertahap.

Laman resmi Pemkot Solo menjelaskan Panggung Sangga Buwana dirikan oleh Sri Susuhunan Paku Buwono III pada 1708 tahun Jawa atau 1728 Masehi. Bangunan menara ini sempat terbakar pada 19 November 1954, lalu dibangun kembali dan selesai pada 30 September 1959.

Advertisement

Sebelum terbakar atap bangunan ini berbentuk segi delapan yang disebut hasta wolu dengan nama tudung saji. Namun, setelah bangunan ini direnovasi bentuk atapnya dibuat seperti payung yang terbuka.

Panggung Sangga Buwana dulunya dibuat untuk mengintai musuh dari ketinggian. Selain itu, digunakan oleh raja untuk bermeditasi. Terdapat beberapa fungsi lain dari bangunan Panggung Sangga Buwana, antara lain untuk tempat menaruh sesaji, tempat untuk bertemu dengan Kanjeng Ratu Kencana Sari atau Ratu Kanjeng Ratu Kidul yang bertahta di Kadhaton Saloka Dhomas.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif