by Rudi Hartono - Espos.id Solopos - Kamis, 4 November 2021 - 15:57 WIB
Esposin, WONOGIRI — Sebelum ditemukan meninggal dunia terapung di Kedung Salam, Dusun Setren, Desa Bugelan, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, Kamis (4/11/2021) pukul 03.00 WIB, Triyono, 35, dalam kondisi psikologi yang tak stabil.
Warga Desa Ngroto, Kecamatan Kismantoro itu linglung dan menunjukkan gejala yang tak biasa. Dia takut saat melihat orang dan sepeda motor. Oleh karena itu, dia tetirah atau keluar dari rumahnya ke rumah orang tuanya di Dusun Setren untuk menenangkan diri bersama istrinya, sejak Senin (1/11/2021).
Kepala Desa (Kades) Bugelan, Paryanto, kepada Esposin, Kamis, mengatakan berdasar keterangan pihak keluarga Triyono linglung diduga setelah menjadi korban hipnotis orang tak dikenal yang ia temui pada Kamis (28/10/2021) lalu.
Baca Juga: Kematian Warga Wonogiri Diwarnai Unsur Mistis, Begini Ceritanya!
Baca Juga: Kematian Warga Wonogiri Diwarnai Unsur Mistis, Begini Ceritanya!
Saat itu Triyono memeriksakan mertuanya di salah satu rumah sakit di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Saat mengantre di rumah sakit, tiba-tiba keduanya didatangi dua orang laki-laki tak dikenal yang membawa tikar. Keduanya seperti pembesuk pasien rumah sakit.
Kedua laki-laki itu mengajak berbincang dengan Triyono secara intens. Mertuanya juga diajak bicara tetapi tak terlalu intens. Entah dengan alasan apa, tiba-tiba dua orang tak dikenal tersebut meminta uang senilai Rp1,5 juta kepada Triyono.
Baca Juga: Hilang 3 Hari, Warga Wonogiri Ditemukan Terapung di Sungai Tengah Hutan
Meski ada orang tak dikenal yang meminta uang, mertua Triyono tak terpengaruh lantaran tak terlibat pembicaraan secara intens dengan mereka. Alhasil, mertuanya hanya berbicara jika ditanya.
“Sejak saat itu Triyono linglung. Syukur setelah periksa mereka masih bisa pulang ke Ngroto. Tapi selama di rumah Triyono linglung. Kalau melihat orang dan sepeda motor takut,” kata Kades.
Penyebab Triyono takut saat ketemu orang dan melihat sepeda motor belum diketahui secara pasti. Hal itu apakah berhubungan dengan janjinya akan menyerahkan uang kepada orang tak dikenal yang ditemuinya saat di rumah sakit di Kabupaten Ponorogo, belum dapat dipastikan.
Baca Juga: Beda Data Korban Perahu Tenggelam di Sungai Bengawan Solo Bojonegoro
“Triyono sempat dibawa ke orang pintar di Jawa Timur agar kondisinya pulih. Perjalanan menggunakan sepeda motor bersama seseorang. Saat perjalanan dia hilang dua kali. Saat itu ban sepeda motor yang ditumpangi bocor, sehingga harus ditambal dulu. Saat proses tambal ban berlangsung dia pergi, tapi akhirnya ketemu,” imbuh Kades.
Suatu ketika keluarga memutuskan membawa Triyono ke rumah orang tuanya di Dusun Setren untuk menenangkan pikirannya, Sabtu (30/10/2021). Dia ditemani istrinya berada di Dusun Setren selama beberapa hari.
Pada Senin setelah Salat Subuh Triyono keluar rumah, tetapi tak pulang hingga sore. Sejak saat itu warga dan sukarelawan mencarinya.