by Redaksi - Espos.id Solopos - Kamis, 28 Mei 2009 - 17:28 WIB
Boyolali (Espos)--Sebanyak 96 unit bangunan tempat tinggal di Desa Sindon, Kecamatan Ngemplak, masuk dalam kategori rumah tidak layak huni (RTLH). Seluruhnya tersebar hampir di sembilan dukuh.
Informasi dari Pemerintah Desa Sindon, keadaan ke-96 bangunan cukup memprihatinkan. Selain dinding rumah masih terbuat dari bambu, lantai rumah belum permanen dan tempat mandi, cuci dan kakus (MCK) masih belum memenuhi syarat sehat.
Kepala Desa Sindon, Supardi mengatakan, sebagian besar kepala keluarga (KK) pemilik RTLH bermatapencaharian sebagai buruh serabutan dengan penghasilan Rp 20.000-Rp 25.000/hari.
“Penghasilan segitu untuk mencukupi kebutuhan harian saja masih kurang, apalagi untuk merenovasi rumah. Tentu tidak mampu, akibatnya mereka masih menempati RTLH,” katanya, ditemui Espos baru-baru ini.
Untuk memperbaiki situasi, kata ia, Pemerintah Desa Sindon berencana memberikan bantuan renovasi bangunan senilai Rp 2,5 juta/KK yang diambil dari alokasi dana desa (ADD) 2009.
Bantuan tahap pertama yang akan direalisasikan akhir 2009 ini diprioritaskan untuk 20 bangunan. Ke-20 bangunan perlu diprioritaskan karena kondisinya saat ini cukup memprihatinkan. Sementara sisa bangunan RTLH, akan dituntaskan secara bertahap pada tahun-tahun mendatang.
Supardi mengakui, nominal bantuan jauh dari cukup untuk keperluan renovasi bangunan. Sehingga, menurut rencana, Pemdes juga akan meminta warga lain yang bernasib lebih baik untuk mengulurkan bantuan.
“Jadi kami berharap ada kerja sama dari warga yang lebih beruntung bersedia mengulurkan bantuan untuk KK yang menempati RTLH,” katanya.
dwa