Esposin, BOYOLALI -- Hiruk pikuk kemeriahan menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia terlihat di Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Immanuel Boyolali, Selasa (13/8/2024). Para pemuda GSJA Boyolali sibuk membuat peta Indonesia dari limbah cangkang telur di halaman samping gereja.
Mereka menghancurkan cangkang telur bebek dan ayam lalu mengambil pecahannya untuk ditempelkan pakai lem kayu ke papan berukuran 2,4 meter x 1,2 meter. Dengan hati-hati, mereka menempelkan cangkang telur di dalam garis yang membentuk peta Indonesia.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Garis dalam pulau diberikan cangkang telur ayam yang berwarna cokelat sedangkan garis luar pulau atau lautan diberi warna biru.
Pendeta GSJA Immanuel Boyolali, Pdt Krishandrika Immanuel Raharjo, menyampaikan pembuatan peta Indonesia dengan limbah cangkang telur tersebut dalam rangka menyambut HUT ke-79 RI juga HUT ke-52 GSJA Boyolali.
“Kami ulang tahun tanggal 16 Agustus sedangkan HUT RI pada 17 Agustus. Kami bakal merayakannya pada 17 Agustus sore. Salah satu konten yang disajikan untuk audiens adalah karya tunas remaja kaum muda GSJA,” ujar Kris yang juga masuk panitia HUT GSJA Boyolali kepada Esposin.
Ia mengatakan para tunas remaja atau kaum muda GSJA Boyolali memanfaatkan sampah cangkang telur ayam ras dan telur bebek untuk membuat karya. Kris mengatakan ada 790 telur yang dimanfaatkan untuk membuat peta Indonesia sekaligus karya tulisan lain melambangkan HUT ke-79 Indonesia.
Peta Indonesia dipilih sebagai wujud doa agar negara bisa selalu diliputi kedamaian dan kemajuan menuju Indonesia emas.
Membuka Wawasan
“Kami memakai cangkang telur karena melihat barang tersebut sering tidak dimanfaatkan sehingga menjadi sampah bahkan jadi sumber bau. Teman-teman kemarin mengambil sampah lalu dicuci, dibersihkan, disterilisasi, baru ditempel,” kata dia.Kris mengatakan proses pembuatan peta cangkang telur itu dimulai sejak Juni dan ditargetkan rampung sebelum 17 Agustus 2024. Pengerjaan memang terkesan lama karena para pemuda GSJA Boyolali mengerjakan karya itu saat senggang.
Total ada sekitar 15 pemuda GSJA Boyolali yang aktif membantu mengerjakan karya peta Indonesia dari cangkang telur. Ia berharap dengan keterampilan para pemuda GSJA memanfaatkan limbah cangkang telur dapat membuka wawasan mereka. Sehingga ketika menemukan sampah para pemuda bisa memanfaatkannya dan meningkatkan nilai ekonomis limbah.
Sementara itu, salah satu pemuda GSJA Boyolali, Given Sukma Ananda Gracia, menyampaikan ia biasanya datang untuk membuat peta Indonesia dari cangkang telur minimal sepekan sekali seusai beraktivitas di gereja.
“Waktu awal pembuatan dari penggambaran [peta Indonesia] menghabiskan dua hari karena kami harus mengukur skala awal dipindah ke tripleks yang lebih besar. Itu ternyata lama dan tidak mudah,” kata dia.
Ia mengatakan kesulitan yang dialami adalah saat mencari telur di tempat sampah sampai menghubungi penjual martabak. Tak sedikit cangkang telur yang didapat sudah ada belatungnya dan bercampur sampah.
“Walaupun ada kesulitannya, kami tetap senang karena bisa berkarya bersama teman-teman jadi lebih seru dan memperkuat ikatan kami,” kata dia.