Langganan

Salut, 497 Keluarga di Karanganyar Ini Putuskan Tak Lagi Masuk Daftar Penerima Bansos - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Candra Mantovani  - Espos.id Solopos  -  Sabtu, 27 Februari 2021 - 18:45 WIB

ESPOS.ID - Dinas Sosial Karanganyar menyalurkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Karanganyar belum lama ini. Sebanyak 7.570 keluarga penerima manfaat (KPM) dicoret saat penyaluran BPNT 2021. (Istimewa/ Dinsos Karanganyar)

Esposin, KARANGANYAR -- Dinas Sosial (Dinsos) Karanganyar membeberkan ada 497 keluarga penerima manfaat (KPM) di Karanganyar yang mengajukan graduasi mandiri Program Keluarga Harapan (PKH) pada 2021 Graduasi artinya mereka mentas, tak lagi masuk dalam kategori KPM.

Kabid Pemberdayaan dan Pembinaan Sosial (PPS) Dinsos Karanganyar, Gunarto, mengatakan pihaknya menargetkan ada 10% KPM yang bisa graduasi dari program PKH. Artinya, dari total 32.000 keluarga yang mengikuti program PKH ditarget 3.200 keluarga tak lagi jadi KPM di akhir 20201.

Advertisement

“Saat ini kan sudah ada 497 keluarga yang sudah graduasi. Target nasionalnya 10%. Jadi ada 3.200 keluarga target kami pada tahun ini,” ungkap dia kepada Esposin, Sabtu (27/2/2021).

Baca juga: Rp1,78 M Batal Cair, 119 Ahli Waris di Karanganyar Tak Dapat Santunan Kematian Covid-19

Gunarto mengatakan adanya target tersebut bisa memotivasi para pendamping PKH untuk terus memberikan dukungan kepada KPM yang dinilai sudah mampu. Sehingga, bisa keluar dari program pemerintah berdasarkan kemauan sendiri. Menurutnya, capaian angka graduasi mandiri yang ditarget tidak lepas dari motivasi para pendamping PKH serta kemauan tinggi dari para KPM.

“Di sisi lainn juga ada bantuan usaha juga dari pemerintah pusat. Namanya bantuan kelompok usaha bersama [Kube]. Bantuan itu juga memberikan dampak positif kepada KPM. Nanti biasanya para pendamping akan memberikan evaluasi dan motivasi ketika menggelar pertemuan rutin dengan para KPM,” imbuh dia.

Baca juga: Masih Pandemi, Karanganyar Berangkatkan 95 TKI Ke Luar Negeri Sejak September 2020

Advertisement
“Tapi saat ini kami harus berhati-hati sekali karena pandemi apalagi ditambah ada penerapan PPKM yang betul-betul membatasi kegiatan. Jadi komunikasi antara pendamping dengan KPM lebih banyak melalui media sosial atau grup layanan perpesanan instan,” terang dia.
Advertisement
Advertisement
Kaled Hasby Ashshidiqy - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif