by Chelin Indra Sushmita Bayu Jatmiko Adi - Espos.id Solopos - Selasa, 14 Juni 2022 - 12:22 WIB
Esposin, SOLO — Deru mesin diesel dari kendaraan berat dan knalpot sepeda motor beradu di kawasan simpang tujuh Joglo, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, setiap hari. Suara klakson yang saling bersahutan menambah riuh catatan sejarah kemacetan lalu lintas di Simpang Joglo Solo.
Setiap harinya, kendaraan bermotor, sepeda, becak, hingga pejalan kaki seolah berlomba menjadi yang tercepat melewati perlintasan kereta api tersebut. Hal ini tak jarang menimbulkan antrean kendaraan yang mengular hingga beberapa kilometer dari perlintasan kereta api.
Kendaraan yang terjebak macet mayoritas truk, bus, dan mobil, yang hendak mengambil jalur menuju ke Purwodadi dan Mojosongo. Meskipun tidak jarang kendaraan besar dari arah sebaliknya pun ikut terjebak macet yang mengular sampai ke depan TPU Bonoloyo.
Berdasarkan catatan Esposin, Palang Joglo merupakan perlintasan kereta yang bisa disebut paling sibuk di Solo. Persimpangan ini menjadi titik temu tujuh ruas jalan. Mulai dari jalan nasional, jalan provinsi, jalan kota, jalan kampung, dengan rel kereta api.
Berdasarkan catatan Esposin, Palang Joglo merupakan perlintasan kereta yang bisa disebut paling sibuk di Solo. Persimpangan ini menjadi titik temu tujuh ruas jalan. Mulai dari jalan nasional, jalan provinsi, jalan kota, jalan kampung, dengan rel kereta api.
Baca juga: Macet Sejak Dulu, Simpang Joglo Solo Tetap Jadi Primadona
Kemudan sisanya adalah jalan kota dan jalan lingkungan. Menurutnya, kondisi simpang Joglo saat ini sudah mengalami banyak perubahan. Menurutnya, di lokasi itu dulunya hanya ada satu perlintasan sebidang. Namun kemudian dibuat dua perlintasan dengan konsep melingkar.
“Dulu hanya satu perlintasan, tapi tahunnya saya lupa. Kemudian dulu juga belum jadi jalan nasional. Mulai 2016 baru ada jalan nasional. Dulu masih jalan kota. Jalan nasional sekarang Jl Ki Mangunsarkoro dan Jl Sumpah Pemuda,” katanya kepada Esposin, Rabu (12/1/2022).
Menurut Ari, kondisi palang Joglo, Banjarsari, Solo, saat itu sudah ramai meski belum seramai sekarang. Arus lalu lintas di simpang Joglo semakin padat, terlebih ketika kereta bandara mulai diaktifkan pada Desember 2019 lalu.
Baca juga: Penutupan Simpang Joglo Solo: Kendaraan Berat Nekat Lewat Bikin Macet
Berdasarkan informasi yang diperoleh Esposin dari Dinas Perhubungan Kota Solo, setiap ada kereta api lewat, butuh waktu 10-14 menit sampai lalu lintas pulih ke kondisi normal.
Jika ditotal dari 30 perjalanan kereta api itu, berarti ada lima jam sampai tujuh jam macet di Simpang Joglo dalam sehari.
Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Solo, Ari Wibowo, mengungkapkan saking parahnya kemacetan di simpang Joglo, antrean kendaraan pernah sampai Jembatan Komplang.
Baca juga: Mulai Penyempitan, Begini Situasi Lalu Lintas Di Simpang Joglo Solo
Sejak saat itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sudah melakukan berbagai persiapan, termasuk membuat manajemen rekayasa lalu lintas. Pengguna jalan diimbau untuk menghindari kawasan simpang Joglo.
Saat ini mulai dilakukan penyempitan dan penutupan jalan untuk pemasangan box culvert. Akan tetapi, masih saja ada kendaraan berat yang nekat melintas hingga menyebabkan kemacetan.