Esposin, SOLO — DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Solo memberikan tanggapannya terkait anggapan yang menyebut Respati Ardi-Astrid Widayani sebagai pasangan calon wali kota-calon wakil wali kota (cawali-cawawali) underdog alias bukan unggulan di Pilkada Solo 2024.
“Ya enggak apa-apa. Justru itu menjadi motivasi kami untuk lebih bekerja keras turun ke masyarakat untuk mengenalkan pasangan Respati-Astrid,” tutur Ketua DPD PSI Solo, Tri Mardiyanto, kepada Esposin, Jumat (6/9/2024).
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Dia mengatakan setelah pendaftaran cawali-cawawali di KPU Solo, pekan lalu, jajaran pengurus dan kader PSI Solo sudah turun ke masyarakat untuk mengenalkan Respati-Astrid. Sosialisasi dilakukan secara door to door ke warga.
“Kami langsung door to door ke masyarakat. Teman-teman PSI langsung sosialisasi ke masyarakat pascapendaftaran hari Kamis [29/8/2024] itu. Kami bagikan pamflet dan alat peraga sosialisasi,” kata dia.
Sosialisasi itu belum melibatkan Respati dikarenakan yang bersangkutan sedang fokus sowan ke tokoh-tokoh agama. “Sepekan ini Mas Respati baru sowan ke tokoh-tokoh. Pekan depan kami ajak blusukan,” urai dia.
Tri menyatakan kritikan terhadap sosok Respati-Astrid selalu diterima secara terbuka, bukan karena sudah menyerah. Justru, menurut dia, sikap itu sebagai bentuk keterbukaan PSI terhadap kritik dan masukan dari luar.
Dari masukan-masukan itu kemudian menjadi cambuk untuk bisa bekerja lebih keras lagi agar bisa memenangkan pasangan tersebut di Pilkada Solo 2024. “Kami bukan menyerah ya. Sekali lagi, malah ini menjadi cambuk kerja lebih keras,” ujar dia.
Disinggung apa nilai lebih atau potensi yang bisa dijual dari sosok Respati-Astrid kepada warga Solo, Tri menjawab keberlanjutan program pembangunan. Selain itu Respati-Astrid adalah figur yang muda.
Meneruskan Program Gibran
Menurut Tri, Respati sesungguhnya sosok yang juga dekat dengan Wali Kota Solo sebelumnya, Gibran Rakabuming Raka. “Lebih ke sosok muda melanjutkan. Karena beliau juga dekat dengan Mas Gibran,” terang dia.Poin-poin itu yang menurut Tri akan disosialisasikan kepada masyarakat Solo tentang sosok Respati-Astrid. “Kami sampaikan programnya melanjutkan apa yang dibangun Mas Gibran. Komitmen itu yang akan kami sampaikan kepada masyarakat. Untuk melanjutkan progam Mas Gibran,” tandas dia.
Sebelumnya, pengamat dan psikolog politik dari UNS Solo, Moh Abdul Hakim, menilai peluang Respati-Astrid untuk memenangi Pilkada Solo 2024 terbilang berat. Pasangan tersebut menjadi underdog alias bukan unggulan dari sisi popularitas maupun elektabilitas jika dibandingkan dengan pasangan Teguh Prakosa-Bambang Gage Nugroho yang diusung PDIP.
“Respati dan Astrid ini posisinya underdog menurut saya. Jadi peluangnya agak berat juga, mengingat waktunya tinggal beberapa pekan saja, dua bulan lebih sedikit,” ungkap Psikolog Politik UNS Solo, Moh Abdul Hakim, Kamis (5/9/2024).
Dia menjelaskan Respati-Astrid tertinggal dari Teguh-Bambang, tidak lepas dari mundurnya KGPAA Mangkunagoro X atau Gusti Bhre. Respati bukan figur utama calon wali kota (cawali) Solo yang sedari awal disiapkan untuk diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Terlebih MN X mundur saat Pilkada Solo 2024 sudah memasuki tahap pendaftaran bakal cawali-cawawali. Publik telanjur mengenal dan berharap kepada sosok MN X sebagai cawali 2024. Namun pada menit-menit terakhir MN X batal maju.
Kondisi itu diperparah dengan sosok Respati yang belum diasosiasikan dengan Gibran Rakabuming Raka oleh khalayak ramai. “Sosok Respati belum diasosiasikan orangnya Gibran. Publik belum melihat dukungan dari Gibran [kepada Respati],” urai dia.