Esposin, SOLO -- Pasangan Respati Ardi-Astrid Widayani dinilai menjadi underdog atau bukan unggulan di Pilkada Solo 2024. Peluang mereka untuk menang dianggap cukup berat.
Penyebabnya, popularitas dan elektabilitas mereka masih kalah dibanding pasangan yang diusung PDIP Solo, Teguh Prakosa-Bambang Nugroho.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
“Respati dan Astrid ini posisinya underdog menurut saya. Jadi peluangnya agak berat juga, mengingat waktunya tinggal beberapa pekan saja, dua bulan lebih sedikit,” ungkap Psikolog Politik UNS Solo, Moh Abdul Hakim, Kamis (5/9/2024).
Dia menjelaskan Respati-Astrid tertinggal dari Teguh-Bambang, tidak lepas dari mundurnya KGPAA Mangkunagoro X atau Gusti Bhre. Respati bukan figur utama calon wali kota (cawali) Solo yang sedari awal disiapkan untuk diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Terlebih MN X mundur saat Pilkada Solo 2024 sudah memasuki tahap pendaftaran bakal cawali-cawawali. Publik telanjur mengenal dan berharap kepada sosok MN X sebagai cawali 2024. Namun pada menit-menit terakhir MN X batal maju.
Kondisi itu diperparah dengan sosok Respati yang belum diasosiasikan dengan Gibran Rakabuming Raka oleh khalayak ramai. “Sosok Respati belum diasosiasikan orangnya Gibran. Publik belum melihat dukungan dari Gibran [kepada Respati],” urai dia.
Dengan kondisi seperti itu, Abdul Hakim menjelaskan publik masih menunggu siapa sosok cawali-cawawali yang akan didukung Gibran. “Masyarakat perlu melihat langsung Mas Gibran memberi dukungan kepada Respati-Astrid,” imbuh dia.
Abdul Hakim mengakui Ketua DPC Partai Gerindra Solo, Ardianto Kuswinarno, berulang kali menyatakan Respati-Astrid didukung Gibran. Namun masyarakat tidak serta merta percaya sebelum ada aksi atau pernyataan langsung dari mantan Wali Kota Solo tersebut.
“Masyarakat Solo butuh lebih implisit dalam hal ini,” tegas dia. Di sisi lain, Abdul Hakim melihat Gibran masih menahan diri di Pilkada Solo dengan tidak memberikan pernyataan atau kode dukungan kepada pasangan cawali-cawawali.
Situasi itu, menurut dia, tidak lepas dari keputusan mendadak MN X batal maju sebagai cawali Solo setelah intensif blusukan beberapa bulan terakhir. Dengan belum adanya dukungan terbuka dari Gibran, Respati-Astrid menjadi tidak diunggulkan.