by Kurniawan - Espos.id Solopos - Minggu, 21 Maret 2021 - 19:00 WIB
Esposin, SOLO -- Dalam perjalanan sejarahnya, Kota Solo pernah menjadi pusat bisnis perjudian atau trend setter di wilayah regional sehingga muncul tempat judi legendaris di Soloraya.
Informasi yang dihimpun Esposin, Minggu (21/3/2021), pada pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20 ada beberapa tempat atau pusat perjudian legendaris di Kota Bengawan. Tempat-tempat itu menjadi primadona para pejudi.
Eks pelaku judi asal Kelurahan Jebres, Solo, berinisial AW, menuturkan ada enam lokasi perjudian yang menyediakan berbagai jenis permainan keberuntungan. Mulai dari judi capjiki, dadu, sabung ayam, serta judi harian nomor.
Baca Juga: Perjudian di Kota Solo: Dulu Membudaya, Kini Jadi Penyakit Masyarakat
Baca Juga: Perjudian di Kota Solo: Dulu Membudaya, Kini Jadi Penyakit Masyarakat
Pasar Pon
Pasar Pon atau dikenal dengan sebutan PSP bisa dibilang merupakan tempat judi terbesar di Solo dan Soloraya yang terletak di sekitar Perempatan Pasar Pon. Dulu terdapat dua gedung bioskop besar di wilayah tersebut, yaitu UP Theatre dan Dhadi Theatre. Tak heran tempat ini menjadi lokasi judi legendaris pada masanya.
Ngapeman juga dikenal sebagai tempat judi legendaris. Dulu terdapat pasar sepeda kayuh di lokasi ini. Pasar sepeda ini cukup terkenal saat itu dan menjadi tujuan pencinta sepeda.
Pasar Jongke
Tempat ini dulu merupakan pasar kebutuhan pokok masyarakat dan pasar sepeda kayuh. Di tengah aktivitas jual beli kebutuhan masyarakat itu, ada sebagian orang yang mengadu peruntungan dengan berjudi.
Baca Juga: Jadi Kawasan Industri, Segini Harga Tanah Di Wonogiri Selatan
Singo Lawu
Berpusat di Karangpandan, Karanganyar, dulu tempat perjudian ini dikelola para anggota geng Gondhes’z (GDZ), salah satu kelompok masyarakat dari Solo timur. Nunggal adalah sosok sentral di balik bisnis tersebut.
Namun kini ia telah meninggalkan dunia yang pernah membesarkan namanya itu dan menjalani masa tua dengan momong cucu serta memelihara burung.
Baben Kartasura Sukoharjo
Baca Juga: Jual Pentol Goreng, Ibu Rumah Tangga di Madiun Ini Raup Rp4 Juta/Hari
Perjudian di tempat ini dikelola kelompok masyarakat yang akrab disapa dengan Wisanggeni. Tokoh di balik bisnis judi ini adalah Muhammad Hadi Purnomo, yang kini telah insyaf.
Beberapa tempat judi legendaris di Soloraya tersebut sudah lama tutup atau tidak beroperasi lagi. Seingat AW, naiknya Jenderal Polisi Sutanto sebagai Kapolri pada 2005 menjadi momentum tutupnya tempat-tempat judi di Kota Solo dan sekitarnya.
“Judi yang dimainkan di tempat-tempat tersebut biasanya ada semua, mulai dari judi dadu, capjiki dan jenis lainnya. Tapi seiring pergantian pemerintahan terutama pergantian Kapolri [Jendral Pol Sutanto] habis semua,” tuturnya.