by Irawan Sapto Adi Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Jumat, 19 Desember 2014 - 23:10 WIB
Banyaknya pengunjung warung-warung tersebut terasa aneh di tengah klaim Pemkab Sragen tak ada tempat lokalisasi di Sragen. Keanehan itu terjawab saat Esposin mendengar penjelasan SA, wanita berusia 20 tahun yang menawarkan jasa plus-plus di salah satu warung Bayanan, Sabtu (13/12/2014).
SA mengatakan masyarakat setempat dan pihak pengelola wisata Bayanan tidak akan mempermasalahkan bisnis esek-esek di Bayanan.
Menurut dia, mereka sudah mendapat izin dari masyarakat, Pemerintah Desa (Pemdes) Jambean, dan kepolisian untuk memberikan jasa pelayanan dengan dalih teman berkaraoke. “Enggak ada apa-apa. Sudah lama pada di sini,” tegas SA.
Dia juga menyebut semua pihak yang terlibat di Bayanan, mulai dari pemilik warung, pemilik penginapan, pemilik tempat karaoke, sampai pengelola wisata, sangat kompak.
Pemilik atau penjaga warung mempunyai jaringan atau perjanjian khusus dengan pengelola karaoke dan losmen.
Kompak Sepakat
“Tergantung, kalau kami [sudah ada kesepakatan] dengan yang di sana [sambil menunjukkan losmen dan tempat karaoke tidak jauh dari warung],” jelas SA.
Sementara itu, saat dimintai informasi, Perangkat Desa Jambeyan, Hadi, mengatakan jumlah pelayan hiburan di sekitar Bayanan sekitar 27 orang yang tergabung dalam satu kelompok atau paguyuban.
Jumlah tersebut berdasar pendataan yang dilakukan Pemdes Jambeyan, warga, dan kepolisian setempat setelah aktivitas esek-esek Gunung Kemukus banyak diberitakan.
Ditutupnya praktik prostitusi di Kemukus memang membuat sejumlah PSK penyedia jasa mencoba mencari lokasi lainnya. SA mengatakan sempat ada satu atau dua PSK Kemukus datang ke Bayanan.
“Kami enggak mau [menerima perempuan dari Kemukus]. Nanti tambah banyak. Di sini kan sudah didata juga. Sudah tetap. Mereka enggak ke sini, mungkin lari kemana tempat lain menghindar [operasi],” kata dia.
Hadi pun menegaskan jumlah PSK di Bayanan sudah didata. “Warga tidak memperbolehkan masuk. [Pelayan hiburan] di Bayanan sudah tetap dan memang sudah ada sejak lama meski bukan dari warga sini,” kata Hadi.