by Nimatul Faizah - Espos.id Solopos - Rabu, 2 Maret 2022 - 17:09 WIB
Esposin, BOYOLALI -- Pasar Pisang Juwangi yang berlokasi di Dusun Kalongan, Juwangi, Boyolali, menjual pisang hasil panen petani di wilayah setempat. Pembeli yang datang ke pasar yang buka setiap pasaran Wage dan Legi itu berasal dari berbagai daerah.
"Pasar pisang terbesar di Jawa Tengah ya di Juwangi ini. Dari Banjarnegara dan Semarang juga ambil sini. Selain itu, dari Klaten dan Jogja juga ngambil. Nanti dipasarkan sampai Bali juga," ungkap Koordinator Pasar Pisang Juwangi, Slamet, saat berbincang-bincang dengan Esposin di pasar tersebut, Minggu (27/2/2022).
Berdasarkan pantauan Esposin, pada hari itu ratusan orang tumpah ruah di Pasar Pisang Juwangi yang berjarak sekitar 100 meter dari Pasar Juwangi. Beberapa orang tampak menurunkan pisang-pisang dari truk untuk ditata di tanah, sementara sebagian lainnya menaikkan pisang ke kendaraan roda empat.
Baca juga: Pasar Pisang Juwangi Boyolali, Terbesar Se-Jawa Tengah
Baca juga: Pasar Pisang Juwangi Boyolali, Terbesar Se-Jawa Tengah
Pada bagian lain, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, Bambang Jiyanto, saat dihubungi Esposin, Senin (28/2/2022), mengatakan daerah Boyolali bagian utara memang menghasilkan produksi pisang yang lumayan banyak. "Hal tersebut karena pisang sebagai penopang kebutuhan jangka pendek sambil menanti panenan tanaman jangka panjang," ungkapnya
Bambang menjelaskan para petani pisang di Juwangi menanam pisang di kebun maupun lahan-lahan yang bermitra dengan Perhutani. Hal tersebut, urai Bambang, karena masyarakat Juwangi tinggal di sekitar lahan Perhutani.
Baca juga: Unik, Juwangi Boyolali Punya Wisata Lodji Papak hingga Stasiun Telawa
Lebih lanjut, Bambang mengatakan para petani pisang di Juwangi memang masih minim menggunakan pupuk kimia. Hal tersebut karena penggunaan pupuk kimia membutuhkan biaya.
"Tapi di sekitar hutan ada mulsa juga. Itu dapat dijadikan pupuk. Untuk kondisi tanah di Juwangi biasa saja, malah relatif kurang subur. Tapi pohon pisang memang tidak terlalu pilih-pilih tanah. Namun semangat para petani di sekitar Perhutani sangat hebat. Mereka hafal dan maklum dengan kondisi alam," ungkapnya.
Baca juga: Juwangi Boyolali Punya Wisata Keren Tapi Sayang Ada Kendala Ini
Untuk meningkatkankan nilai jual pisang, Bambang mengaku Dispertan Boyolali telah memberikan edukasi pascapanen kepada warga Juwangi.
"Ya agar jualannya tidak dalam bentuk tandan segar saja. Jadi upayanya agar para ibu-ibu rumah tangga dapat mengolah pisang menjadi aneka snack untuk meningkatkan nilai ekonomi," kata dia.
Salah seorang pedagang di Pasar Pisang Juwangi, Sulastri, mengakui menjual hasil pisang perkebunan warga Juwangi. "Ini saya jual pisang kepok, kawisto, raja, rajanangka, campur pokoknya. Ini pisang beli, jadi saya itu tengkulak. Beli dari warga sini [Kecamatan Juwangi], kemudian dijual di Pasar Juwangi, nanti ada pembeli dari luar kota," kata dia, Minggu lalu.
Sulastri mengaku harga pisang cukup fluktuatif tergantung musim. Ia mengatakan harga pisang lebih tinggi saat musim kemarau dibandingkan ketika musim hujan.
“Musim kemarau dan hujan pengaruh, kalau musim hujan kan banyak pisang. Kalau musim kemarau yang berbuah hanya sedikit. Harganya tinggi pas musim kemarau,” ungkapnya.