by Ponco Suseno Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Sabtu, 27 Juni 2015 - 20:45 WIB
Esposin, KLATEN –Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) mengaku lebih condong berkoalisi dengan AD1 Jaya dalam Pilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2015. Sementara, Dewan Pengurus Daerah (DPD) Nasional Demokrat (Nasdem) dan DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) hingga sekarang masih memilih wait and see.
Ketua DPC Hanura Klaten, Sriyanto, mengatakan sudah bertemu dengan seluruh kader untuk menentukan arah koalisi. Hasil dari koordinasi internal tersebut, Hanura memilih bergabung dengan AD1 Jaya dibandingkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Koalisi AD1 Jaya telah memperoleh dukungan dari lima partai, yakni Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
“Untuk arah koalisi sudah mengerucut ke AD1 Jaya. Saat ini tinggal menyepakati komitmen bersama. Kami lebih condong ke AD1 Jaya karena kami perlu memikirkan persoalan partai selama lima tahun ke depan. Jadi, koalisi yang diharapkan adalah yang bisa memikirkan partai ini. Penjajakan dengan AD1 Jaya juga sudah kami lakukan dalam beberapa hari terakhir ini,” katanya kepada espos.id, Sabtu (27/6/2015).
Terpisah, Ketua DPD Nasdem Klaten, Joko Susilo, memilih menunggu perkembangan dinamika politik ke depan. Nasdem masih membuka diri untuk berkoalisi dengan AD1 Jaya atau PDIP.
"Kami memilih wait and see. Kemungkinan koalisi dengan PDIP atau AD1 Jaya masih 50:50. Saat PDIP dan koalisi AD1 Jaya sudah memunculkan nama, kami akan lakukan survei secara internal. Jago atau figur yang memiliki tingkat elektabilitas tertinggi yang akan kami dukung. Kami tak ingin jadi penonton, kami ingin menjadi pemain juga di Pilkada 2015," kata Joko Susilo.
Hal senada dijelaskan Ketua DPC PKB Klaten, A. Mutohar. Pihaknya masih pikir-pikir untuk menentukan arah koalisi. Hingga saat ini, belum ada keputusan resmi terkait sikap PKB yang condong ke AD1 Jaya atau PDIP. “Kami masih tetap berusaha menjalin komunikasi dengan PDIP. Sembari menunggu perkembangan komunikasi itu, kami memilih wait and see terlebih dahulu,” katanya.