Langganan

Petugas Perhutani Temukan Sarang Macan Gunung Lawu Dirusak - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Irawan Sapto Adhi  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 6 Desember 2018 - 14:15 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

Esposin, KARANGANYAR -- Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Solo mengungkapkan belum lama ini ada petugas lapangan yang menemukan semak belukar yang diduga merupakan sarang macan di Gunung Lawu dalam kondisi rusak.

Kerusakan itu bukan karena kebakaran hutan seperti dugaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah (Jateng) sebelumnya, melainkan disinyalir karena ulah pemburu liar.

Advertisement

Perum Perhutani menganalisis itu lah penyebab macan Gunung Lawu menyerang hewan ternak warga Jatiyoso, Karanganyar, selama beberapa waktu terakhir.

Kepala Perum Perhutani KPH Solo, Eka Muhammad Ruskanda, menyebut petugas lapangan Perum Perhutani KPH Solo belum lama ini mendapati semak-semak di Gunung Lawu yang diduga menjadi sarang macan dalam kondisi rusak. Kerusakan itu disinyalir terjadi karena ulah jahil pemburu liar.

Advertisement

Kepala Perum Perhutani KPH Solo, Eka Muhammad Ruskanda, menyebut petugas lapangan Perum Perhutani KPH Solo belum lama ini mendapati semak-semak di Gunung Lawu yang diduga menjadi sarang macan dalam kondisi rusak. Kerusakan itu disinyalir terjadi karena ulah jahil pemburu liar.

“Ini saya baru mengobrol dengan teman-teman lapangan. Ada juga petugas dari BKSDA Jateng yang bergabung. Kesimpulan kami sementara macan ini turun ke permukiman warga dan menyerang hewan ternak karena sarangnya diganggu, bukan rusak akibat kebakaran,” kata Eka saat diwawancarai Esposin, Kamis (6/12/2018) siang.

Perum Perhutani KPH Solo mengaku kesulitan memantau aktivitas pemburu liar di Gunung Lawu. Eka menyebut Perum Perhutani KPH Solo tidak berhak melarang masyarakat masuk ke wilayah hutan lindung.

Advertisement

Tujuan utama petugas patroli yakni mengecek vegetasi. Namun, petugas tentu tidak akan berdiam diri jika mendapati aktivitas perburuan liar terutama yang menyasar hewan dilindungi.

“Kami kan tugasnya menangani tanaman atau vegetasinya. Sedangkan soal penanganan satwa, menjadi tanggung jawab BKSDA Jateng. Berdasarkan informasi yang saya terima, BKSDA Jateng sudah mendatangkan perangkap di Gunung Lawu untuk menangkap macan tersebut, tapi memang belum dapat,” jelas Eka.

Sementara itu, Eka mengimbau warga tetap waspada mengantisipasi macan Gunung Lawu turun lagi. Dia menganjurkan warga memindah kandang ternak mereka yang dekat kawasan hutan lindung.

Advertisement

Selain itu, Eka meminta warga tidak bepergian ke hutan lindung sendirian pada malam hari. Jika terpaksa masuk hutan lindung, warga diharapkan membawa alat yang bisa menimbulkan bunyi-bunyian.

Dengan menimbulkan bunyi-bunyian, besar kemungkinan warga bakal terhindar dari serangan macan.

“Sementara ini, macan terpantau sudah naik ke atas. Tapi kami meminta warga tetap wasapada. Hindari bepergian masuk ke hutan lindung sendirian dan pada malam hari. Kalau harus masuk hutan, bikin suara-suara. Macan enggak akan ganggu. Suara radio saja bisa mencegah macan mendekat,” terang Eka.

Advertisement



Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif