Esposin, SOLO -- Wali Kota Solo Teguh Prakosa memiliki perhatian khusus pada kaderisasi atlet di Kota Solo yang dinilai saat ini sudah menunjukkan kemajuan. Setelah ada Sekolah Khusus Olahraga (SKO) jenjang SMP, Teguh juga ingin ada SKO jenjang SMA.
Hal itu dikatakan Teguh saat diwawancarai wartawan terkait peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-41 pada Senin (9/9/2024). Pemkot Solo memperingati Haornas ke-41 di Stadion Sriwedari, Solo, Senin pagi. Selain itu, Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kota Solo akan mengadakan senam bersama dan donor darah.
“Secara umum kaderisasi atlet Kota Solo menunjukkan kemajuan. Saya tidak memerinci olahraga apa tetapi melihat Pekan Olahraga Daerah [Porda], Pekan Olahraga Pelajar Daerah [Popda], kami pernah juara umum, juara II di bawah Semarang, kami punya atlet nasional. Itu menjadikan olahraga profesi menjadi harapan untuk bisa hidup sejahtera,” jelas Teguh.
Menurut Teguh, para atlet dibatasi usia tertentu sehingga harus mengelola penghasilan dengan baik. Atlet yang berprestasi seharusnya tidak foya-foya namun berpikir jangka panjang setelah menjadi atlet.
“Maka harus kami didik para atlet itu bersama orang tuanya. Dengan pendidikan tinggi atau membuka peluang kerja dengan wirausaha. Kami bangun supaya olahraga menjadi bagian dari prestasi dan bisa menghasilkan hidup yang lebih baik,” papar dia.
Menurut dia, Pemkot Solo sejak dipimpin FX Hadi Rudyatmo telah merintis Sekolah Khusus Olahraga tingkat SMP. Pemkot Solo juga berkomitmen mengembangkan sekolah khusus olahraga untuk jenjang SMA.
Namun untuk itu perlu koordinasi dengan Pemprov Jateng karena pengelolaan SMA/SMK adalah kewenangan di Pemprov Jateng. “Kalau perguruan tinggi banyak yang bisa mewadahi siswa [jurusan khusus olahraga], antara lain Universitas Sebelas Maret, Universitas Muhammadiyah Surakarta, hingga Universitas Tunas Pembangunan,” kata Teguh.
Teguh mengatakan untuk jenjang SMA, sementara ini baru ada Kelas Khusus Olahraga (KKO) yang menginduk di SMAN 4 Solo. Itu pun baru ada satu rombongan belajar (rombel) untuk menampung lulusan SKO SMP dengan jumlah 36 siswa. Sedangkan lulusan SKO jenjang SMP di Kota Solo ada dua rombel.
“Sisanya sebanyak 28 [lulusan SKO SMP] terpencar di sekolah swasta atau negeri lain sesuai zonasi. Kami belum bisa menjamin lulusan SMP [SKO] di sekolah negeri. Kami tidak bisa karena yang punya SMA dan SMK adalah Pemprov Jateng, butuh komunikasi lanjutan,” papar dia.