Esposin, BOYOLALI–Suasana masuk sekolah hari pertama di SDN 2 Nepen, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali dibalut dengan hiruk pikuk yang berbeda, Senin (22/7/2024). Para siswa mengenakan pakaian adat dan kostum profesi menyambut tahun ajaran baru sekaligus memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2024.
Kepala SDN 2 Nepen, Sri Rahayu, menyampaikan kegiatan hari pertama masuk sekaligus masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tersebut bertujuan untuk mengajak siswa mengenali berbagai pakaian adat berbagai daerah di Indonesia.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
“Kegiatan MPLS yang digelar oleh SDN 2 Nepen disambut meriah oleh warga sekolah dengan menyanyikan berbagai lagu-lagu penyemangat pertama masuk sekolah serta lagu lagu stop bullying atau stop kekerasan di sekolah. Selain itu, pelepasan balon gas membuat MPLS semakin meriah,” ujar dia dalam siaran pers, Selasa (23/7/2024).
Lebih lanjut, ia menyampaikan hari pertama masuk sekolah sengaja para siswa diminta memakai pakaian adat nasional, sekaligus untuk memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2024 . Beberapa siswa terlihat memakai pakaian adat Jawa, Madura, Bali, dan sebagainya.
Selain itu, para siswa juga melakukan kirab keliling sekolah sambil membawa poster peringatan Hari Anak Nasional. Kegiatan hari pertama selain memakai pakaian adat dan profesi, para guru juga membagikan atribut sekolah secara gratis kepada siswa baru.
Diketahui, siswa baru di SDN 2 Nepen Teras ada 17 siswa terdiri atas 16 siswa baru masuk kelas I dan satu orang siswa pindahan. Total ada 90 siswa di SDN 2 Nepen Teras.
Salah satu murid kelas V, Arsenal Junifer Afdril, mengaku sangat antusias pada masuk hari pertama seusai libur sekolah. Pada kesempatan tersebut, dia sengaja memakai beskap lengkap ditambah hiasan bunga di dada.
“Untuk persiapan, saya butuh waktu agak lama karena saya harus menyewa beskap kejawen yang berwarna merah hati sesuai kesukaan saya dan itu susah carinya. Namun, alhamdulilah ada juga,” ujar dia.
Berbeda dengan siswa SDN 2 Nepen Teras yang memakai kostum adat dan profesi, suasana MPLS di SDN 3 Kemiri, Mojosongo, justru guru yang memakai pakaian adat dan profesi. Diketahui, SDN 3 Kemiri menjadi salah satu yang tergabung dalam komunitas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM).
Leader Komunitas GSM Boyolali, Danang Dwi Karnanto, menyampaikan MPLS di sekolah yang tergabung dalam Komunitas GSM menyelenggarakan MPLS dengan Meraki Penuh Cinta dan Sepenuh Jiwa.
“Meraki berarti melakukan seluruh aktivitas dengan cinta jiwa dan kreativitas. Maka harapannya, MPLS Meraki yang menyenangkan di sekolah-sekolah menjadi golden bridge anak-anak dalam memulai petualangan belajar yang menyenangkan, bermakna dan penuh tantangan,” ujar dia.
Untuk menambah keceriaan saat hari pertama masuk sekolah, para guru di SDN 3 Kemiri juga menyuguhkan penampilan berbeda. Terlihat ada para guru yang memakai pakaian jenis pekerjaan atau profesi lain dan pakaian adat.
Hal itu dimaksudkan untuk membangun gairah dan rasa jatuh cinta terhadap guru. "Penampilan berbeda, keindahan sekolah, kerapian kelas itu penting dalam membangun engagement belajar siswa" ujar Danang.
Berdasarkan pantauannya di beberapa SD yang tergabung dalam komunitas GSM Boyolali, ia menyebutkan sekolah menyelenggarakan kegiatan yang berbeda.
Seperti Buddy Program, yakni siswa senior menjadi guide yang mendampingi siswa baru dalam mengenal sekolah. Ada juga Deep Intro, Para siswa mengenalkan diri dengan bercerita secara mendalam tentang diri dan hal-hal terdekatnya.
Danang menyampaikan kegiatan MPLS akan berlangsung selama dua pekan bagi siswa baru dan akan diselenggarakan kegiatan-kegiatan menarik lainnya seperti dolanan tradisional, jalan-jalan bareng, makan bersama, bermain bersama, dan menata kelas bersama.
Diharapkan hal tersebut akan menjadi fondasi yang kuat dalam memfasilitasi kegiatan belajar yang lebih bermakna dan menyenangkan.