by Dian Dewi Purnamasari Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Kamis, 3 Oktober 2013 - 18:30 WIB
Esposin, SUKOHARJO -- Saluran irigasi Dam Colo akan ditutup pada 9 Oktober mendatang. Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) meminta Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) melakukan perbaikan dan normalisasi saluran secara menyeluruh.
Ketua P3A Dam Colo Timur, Jigong Sarjanto, mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan BBWSBS terkait jadwal penutupan tersebut. Ia berharap selama jadwal penutupan tersebut perbaikan saluran irigasi dilakukan secara menyeluruh. Baik dari saluran induk maupun saluran sekunder harus dicek kondisinya supaya pengairan di masa depan lebih baik.
Ia mengatakan sebagian saluran sekunder sudah rusak dimakan usia. Selain itu, beberapa alat kelengkapan irigasi juga hilang karena ulah tangan tak bertanggung jawab. Oleh karena itu, pengalokasian air dari Dam Colo sering tidak sampai ke bagian hilir. Air hanya sampai di saluran irigasi yang berada di atas.
“Kami berharap instansi terkait memperbaiki saluran menyeluruh karena sebagian saluran irigasi terutama di bagian sekunder sudah banyak yang rusak,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (3/10/2013).
Perbaikan saluran selama jadwal normalisasi, lanjutnya, jangan hanya dilakukan titik per titik. Pintu crk di saluran irigasi II, III, IV, VIII, X dan XII sudah selayaknya diganti. Sipon atau saluran penyaring juga banyak yang rusak lantaran tersumbat sampah. Hal ini, menurutnya sudah dikomunikasikan kepada BBWSBS. Namun, pihak BBWSBS sendiri sering menyampaikan alasan klasik yakni keterbatasan anggaran dana.
“Perbaikan pada saluran sekunder ini seharusnya dikerjakan di luar pengeringan yang waktunya satu bulan itu. BBWSBS seharusnya bisa menyiapkan sebelum jadwal penutupan Dam Colo,” ujarnya.
Sementara itu, Pejabat Humas BBWSBS, Sukoco, mengatakan penutupan Dam Colo merupakan agenda tahunan. Jadwal sengaja ditempatkan pada bulan Oktober lantaran pada bulan tersebut diprediksi panen sudah selesai. Perbaikan jaringan irigasi, imbuhnya, akan dilaksanakan sesuai dengan hasil pengamatan tahun lalu.
Soal besaran dana, Sukoco enggan merinci. Namun, alokasi dana perbaikan tersebut berasal dari APBN.
“Sebisa mungkin kami akan memperbaiki sesuai dengan kebutuhan. Baik pengerukan sedimentasi maupun normalisasi saluran.”
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Sukoharjo, Giyarti, mengatakan lahan seluas 140 hektare terancam kekeringan akibat penutupan Dam Colo. Untuk mengantisipasi kekurangan air, pihaknya menyediakan 20 unit pompa air untuk dipinjamkan kepada petani.