Langganan

Pengamat: Kurikulum Merdeka Kurangi Stres Siswa, Guru Harus Adaptif - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Gigih Windar Pratama  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 30 Agustus 2022 - 08:07 WIB

ESPOS.ID - ilustrasi kegiatan belajar mengajar selama Ramadan. (Dok)

Esposin, SOLO -- Kurikulum merdeka yang mulai diaplikasikan mulai tahun ajaran 2022/2023 di Kota Solo, akan membuat siswa menjadi lebih bisa mengembangkan bakatnya dan mengurangi stres dalam kegiatan belajar mengajar.

Bahkan dinilai jika diaplikasikan dengan benar, maka membuat siswa akan memiliki karakter sesuai dengan pilihan yang akan dikembangkan.

Advertisement

Namun, juga ada beberapa catatan terkait Kurikulum Merdeka ini, Sekolah dan Tenaga Pengajar atau Guru diharapkan lebih cepat beradaptasi dengan sistem ini.

Pasalnya, jika penerapan yang dilakukan masih kaku, maka Kurikulum Merdeka akan membingungkan dan menyulitkan bagi guru dan murid.

Hal tersebut diutarakan oleh pengamat pendidikan sekaligus Dosen Pendidikan Matematika Universitas Sebelas Maret, Imam Sujadi, kepada Esposin, Senin (29/8/2022).

Advertisement

Dia menjelaskan Kurikulum Merdeka membuat siswa tidak mudah mengalami stres belajar dan bisa mengembangkan potensinya.

"Siswa saat ini justru tidak begitu stres, sudah tidak ada Ujian Nasional di Kurikulum Merdeka, sistem masuk juga zonasi. Guru bisa lebih leluasa memberikan siswa kompetensi dan pengembangan karakter," papar dia.

Imam juga menjelaskan alasan mengapa Kurikulum Merdeka bisa mereduksi stres pada siswa, karena pembelajaran dengan target by project, justru akan lebih mudah diterima oleh para siswa dan memudahkan siswa. Dengan catatan, guru yang terlibat juga tidak kaku dalam penerapannya.

Advertisement

"Kurikulum Merdeka ini kompetensinya hanya diambil dari Kurikulum 2013, sehingga lebih sederhana, namun ada penambahan proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang menggunakan 30% jam belajar siswa. Ini akan menyenangkan jika guru dan sekolah tidak kaku dalam memaknai ini. Namun, jika masih berpatokan dan tuntutannya masih UNBK akan sulit," papar dia.

Dosen berusia 55 tahun ini juga menyebut tantangan terbesar dari penerapan Kurikulum Merdeka adalah pada Guru yang harus beradaptasi dengan sistem baru pasca Pandemi Covid-19.

"Ini yang berat [penyesuaian guru] habis pandemi dua tahun, tiba-tiba menjalankan pembelajaran dengan sistem yang berbasis masalah atau proyek. Kalau gurunya tidak pandai dan tidak mau belajar, pasti akan kesulitan menalankan Kurikulum Merdeka ini," jelas dia.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif