Esposin, SRAGEN-Pemimpin Kabupaten Sragen pengganti Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati diharapkan punya visi dan misi yang selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2024-2045. RPJPD itu dirancang untuk pembangunan Sragen seutuhnya yang pada akhirnya menjadi Sragen Tangguh pada 2045.
Penjelasan itu diungkapkan Ketua DPRD Sragen Suparno saat berbincang dengan Esposin, belum lama ini. Suparno berharap siapa pun tokoh pengganti Bupati Yuni harus mempunyai visi dan misi sesuai yang dirancang dalam RPJPD karena di dalamnya sudah mencakup aspek perekonomian, kesehatan, kesejahteraan, manusianya hingga pembangunan fisiknya. Dia menjelaskan Bupati terpilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sragen 2024 nantinya dituntut untuk membuat rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) untuk satu periode (5 tahun) ke depan.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
“RPJMD itu perencanaan jangka pendek lima tahunan. Nanti dijabarkan lagi dalam RKPD [Rencana Kerja Pemerintah Daerah] pada setiap tahunnya. Jadi ada target-target per tahunnya. Kalau RPJPD itu 20 tahunan yang di-breakdown pada lima tahunan yang disesuaikan dengan kemampuan anggaran,” jelasnya.
Dia menyampaikan target pada RPJPD itu terwujudnya Sragen Tangguh 2045. Dia menjelaskan tangguh itu memiliki kekuatan mandiri tidak lemah, siap siaga dalam situasi dan kondisi apa pun, jangan cengeng. Dia menyatakan tangguh itu dalam semua bidang.
Dia menerangkan ketangguhan Sragen sekarang sudah diwujudkan dalam prestasi, seperti prestasi kepatuhan sehingga mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) berturut-turut sampai sembilan kali. Kemudian Suparno melihat kemiskinan juga turun tetapi masih menjadi misteri. Dia menyampaikan Sragen itu gudangnya pangan, lahan produktif banyak, ekonomi masyarakat jalan, tetapi masih ada kemiskinan.
“Ini [kemiskinan] harus dibedah. Ada masyarakat yang masih memiliki budaya senang bila dapat bantuan. Lalu Indeks Pembangunan Manusia [IPM] naik terus, pengangguran juga turun karena dampak dari banyaknya investasi. Hanya kemiskinan itu saja yang masih jadi problem daerah,” jelas Suparno.
Untuk infrastruktur, jelas dia, sudah bisa dirasakan dan dilihat masyarakat dengan panjang jalan di Sragen mencapai 1.020 km. Dia mengatakan infrastruktur ini tidak mudah terutama di utara Bengawan Solo yang masih labil tanahnya, ditambah kendaraan yang melintas bertonasi besar. Prestasi fisik lainnya, sebut dia, ada gedung Mal Pelayanan Publik (MPP) dan gedung Pemda terpadu yang ditarget selesai tahun ini.
Terpisah, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sragen, Syaifuddin, berharap kepada pemimpin yang akan datang untuk lebih mempermudah perizinan. Dia mengungkapkan selama ini Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen selalu jemput bola untuk memberi bimbingan teknis kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terkait dengan keberlangsungan pelaku usaha.
Dia menyarankan kepada organisasi perangkat daerah (OPD) yang berhubungan dengan UMKM tidak hanya melakukan pelatihan dan bimbingan teknis (Bimtek) karena yang dibutuhkan UMKM saat ini berupa strategi marketing untuk pemasaran produk mereka. Dia mencontohkan adanya Forum Bisnis Subosukowonosraten (Forbis) itu mestinya bisa mengenalkan produk UMKM Sragen agar dikenal daerah lain dan bisa dipasarkan di daerah lain. Dia berharap ada kerjasama antardaerah untuk pemasaran produk UMKM.
“Pemerintah mestinya ikut mengenalkan produk UMKM ke daerah lain dan provinsi lain, seperti produk makanan olahan bisa kerjasama dengan kabupaten yang memiliki tempat wisata untuk pusat oleh-oleh. Tahun ini masalah ekonomi dan penjualan mengalami penurunan karena efek dari pemilu,” jelasnya.
Dia menyampaikan perputaran ekonomi masyarakat belum stabil dan banyak yang mengeluh turunnya omzet setelah Pemilu 2024. Dia mengatakan banyak UMKM mencari terobosan dengan menjual secara online maupun offline. Dengan kondisi inilah, Syaifuddin meminta pemerintah ikut membantu para UMKM.
“Hipmi sendiri selama ini aktif menjalankan kegiatan Hipmi Goes to School dengan masuk ke SMA/SMK untuk mengajarkan dan mengubah mindset anak zaman sekarang agar bisa mandiri dengan usaha sendiri, tidak hanya menjadi pegawai atau buruh,” katanya.