Esposin, BOYOLALI -- Pemilik lahan ditemukannya Situs Candi Tampir di Desa/Kecamatan Musuk, Boyolali, Temu Ponco Suyono, mengaku kerap melihat orang-orang mencurigakan datang untuk mencari pusaka di lokasi situs candi tersebut.
Bahkan ia sempat menjumpai orang yang diduga hendak mencuri batu yoni di lahan miliknya. Orang-orang tersebut datang tanpa permisi kepadanya selaku pemilik lahan.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Sebagai informasi, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Jateng-DIY saat ini tengah menyurvei potensi arkeologi di Situs Candi Tampir, Desa/Kecamatan Musuk, Boyolali, pada Rabu-Kamis (24-25/7/2024). Hal itu dilakukan menyusul temuan komponen candi di situs tersebut, beberapa waktu lalu.
Saat tim dari BPK datang ke lokasi, pemilik lahan Situs Candi Tampir sedang bekerja di ladang di sekitar lokasi. Ia pun menceritakan tentang orang-orang bertingkah mencurigakan yang datang ke lokasi situs tersebut.
Temu Ponco Suyono mengaku sempat melihat beberapa orang datang ke lahannya. Ada yang mencuri batuan hingga mencari pusaka. Ia menceritakan sempat ada beberapa batu yang hilang.
Menurut Temu, di lahannya ada batu atau yoni dengan posisi berdiri. Lalu, suatu waktu ia melihat ada orang yang menidurkan yoni tersebut. Belum sempat mengangkat, orang-orang tersebut melihatnya datang dan mereka pun urung mengangkat batu yoni tersebut.
Temu mengatakan kejadian itu sudah lama dan orang-orang tersebut tidak permisi dulu kepadanya. “Waktu itu saya tanya ke dia, cari apa, dibilang cari rezeki. Kalau cari rezeki jangan diorak-arik begitu, saya bilang begitu ke mereka,” jelasnya saat berbincang dengan wartawan di sela-sela memotong rumput di sekitar lahan situs, Rabu (24/7/2024).
Ia mengakui jarang mencari rumput untuk pakan ternak di lokasi tersebut. Namun, beberapa kali saat ia berkunjung, ia menemui orang-orang yang mencurigakan.
Tak hanya orang yang berniat mengambil batu, ia juga sempat melihat orang yang mencari pusaka dari batu. Ia mengaku sempat bertemu orang yang mengatakan bisa menemukan cincin hingga keris Nogososro di Situs Candi Tampir.
Pengamanan Situs
Terkadang, Temu juga menemukan beberapa makanan seperti sesaji di Situs Candi Tampir. "Saya biasanya ketemu mereka pas siang, pas ke ladang. Ya saya enggak mesti ke ladang sini kapan,” kata dia.Sementara itu, Kades Musuk, Febrianto Catur Nugroho, mengatakan ia sempat mendengar ada yang mengambil beberapa batu dari Situs Candi Tampir. Akan tetapi, ia tidak tahu diambil tahun kapan dan oleh siapa.
“Batu yang diambil enggak semua, hanya satu-dua. Tapi ada yang sempat mengambil [batu] terus dikembalikan. Infonya karena tidak bisa tidur, akhirnya dikembalikan. Tapi kejadian itu saya tidak tahu langsung, hanya cerita dari warga,” kata dia.
Untuk mencegah agar benda dan batuan di situs Candi Tampir tidak hilang, Febri mengatakan Pemdes Musuk terus melakukan imbauan dan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya situs budaya.
“Jajaran Forkopimcam juga pernah melakukan kegiatan kerja bakti pembersihan situs di sini [Candi Tampir],” kata dia.
Sebelumnya, Pamong Budaya Ahli Muda Bidang Pemugaran BPK Wilayah X, Muhammad Junawan, menyampaikan ia dan teman-temannya melakukan survei potensi arkeologi di Situs Candi Tampir.
“Dari hasil inventarisasi beberapa tahun yang lalu, di lokasi ini memang ditemukan komponen-komponen candi, ada komponen atap, ada bagian kemuncak candi, lingga patok, dan beberapa komponen batu yang biasanya ditemukan atau dijumpai dalam bangunan candi tapi belum bisa diidentifikasi,” ujarnya di sela-sela survei di Situs Candi Tampir, Boyolali, Rabu.
Setelah melihat potensi di permukaan, BPK Wilayah X kemudian melihat potensi di dalam tanah menggunakan Ground Penetrating Radar (GPR). Dengan alat tersebut, BPK berharap dapat mengetahui gejala di dalam tanah yang mendukung potensi di permukaan tanah.