Esposin, BOYOLALI -- Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X Jateng-DIY melakukan survei potensi arkeologi di situs Candi Tampir Boyolali, Rabu-Kamis (24-25/7/2024). Tim dari BPK Wilayah X Jateng-DIY tiba di situs Candi Tampir, Desa/Kecamatan Musuk, Boyolali, Rabu sekitar pukul 10.00 WIB.
Mobil tim BPK wilayah X terparkir di jalan tanah selebar dua meter di timur SMPN 1 Musuk. Mereka lalu mengeluarkan peranti alat yang mirip mesin pencacah rumput bernama Ground Penetrating Radar (GPR) dan kotak besar yang harus diangkat dengan dua tangan.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Mereka hendak menuju situs Candi Tampir Musuk yang berlokasi di antara ladang warga. Untuk masuk ke situs Candi Tampir, rombongan harus menyusuri jalan setapak di tengah-tengah ladang warga ke utara dan berhenti di gundukan tanah dengan papan bertuliskan Candi Tampir.
Dibantu dua warga dan Kades Musuk, Febrianto Catur Nugroho, lima orang dari tim BPK lalu membersihkan rumput yang menjulang tinggi. Mereka lalu meratakan tanah yang bergelombang agar alat GPR mereka bisa berjalan tanpa gangguan.
Mereka kemudian menjalankan alat mirip mesin pencacah rumput dengan empat roda tersebut di sekitar bebatuan yang tanahnya sudah dilandaikan dan bersih dari rumput.
Pamong Budaya Ahli Muda Bidang Pemugaran BPK, Muhammad Junawan, menyampaikan ia dan teman-temannya melakukan survei potensi arkeologi di Situs Candi Tampir, Boyolali.
“Dari hasil inventarisasi beberapa tahun yang lalu, di lokasi ini memang ditemukan komponen-komponen candi, ada komponen atap, ada bagian kemuncak candi, lingga patok, tubuh candi, dan beberapa komponen batu yang biasanya ditemukan atau dijumpai dalam bangunan candi tapi belum bisa diidentifikasi,” ujarnya di sela-sela kegiatan survei, Rabu.
Struktur Candi
Setelah melihat potensi di permukaan, tim BPK wilayah X kemudian melihat potensi di dalam tanah tanpa harus menggali tanah yaitu menggunakan GPR. Dengan alat tersebut, BPK berharap dapat mengetahui gejala di dalam tanah untuk mendukung potensi di permukaan tanah.Dengan GPR, jelas Juna, alat akan mendeteksi anomali atau gejala tanah yang membentuk spektrum. Ketika terdapat temuan batu, akan ada garis berbeda dibandingkan tidak ada batu. Sehingga, ketika garis-garis membentuk pola, patut diduga terdapat struktur candi.
Alat tersebut dapat mendeteksi struktur batu di bawah tanah hingga kedalaman sekitar 10 meter. Hasil dari survei bakal diolah tim dan dianalisis dalam waktu kurang lebih satu pekan.
“Ketika nanti diyakini di bawah ada indikasi atau anomali adanya suatu struktur batu yang dicurigai bagian candi, baru kami melakukan ekskavasi,” kata dia.
Ia menjelaskan bentuk candi belum bisa ditentukan karena penemuan baru sebatas batu-batu perwakilan. Sehingga, langkah survei dengan alat GPR merupakan langkah awal.
Selanjutnya, Junawan menyampaikan batu candi itu diyakini dari zaman Mataram Kuno. Namun, ia belum bisa menentukan usia batu tersebut.
Candi Hindu
Untuk menentukan usia batu bisa dilihat dari bentuk profil candi atau tampak sampingnya seperti apa. Penentuan usia batu absolut juga bisa dipastikan dengan prasasti.“Kalau itu petunjuk yoni memang benar-benar dari sini, berarti di sini candi Hindu. Di dalam sini ada yoninya,” kata dia.
Sementara itu, Kades Musuk, Febri Catur Nugroho, mengapresiasi langkah BPK wilayah X Jateng-DIY yang melakukan survei awal potensi arkeologi situs Candi Tampir Boyolali.
“Semoga ke depan candi ini bisa lebih terawat, ke depannya juga bisa menjadi ikon di wilayah Desa Musuk, khususnya di wilayah Tampir,” kata dia.
Ia mengatakan tak tahu pasti tentang sejarah Candi Tampir. Ia menjelaskan dinas terkait juga sudah turun mengecek kondisi Candi Tampir.
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan Candi Tampir, tutur dia, karena tanah lokasi penemuan merupakan milik pribadi. Sehingga proses pembebasan lahan tidak semudah dibanding ketika tanah yang terdapat situs itu adalah milik desa atau pemerintah.
“Aksesnya, kemarin dari Pemerintah Desa Musuk kurang paham siapa yang punya tanah ini. Akan tetapi alhamdulillah, ini tadi sudah ketemu ahli waris pemilik lahan. Ke depan, insyaallah bisa digali lebih lanjut,” kata dia.