Langganan

Pelaku teror SMS bom diancam jeratan UU terorisme - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Redaksi  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 26 Oktober 2011 - 06:56 WIB

ESPOS.ID - TERSANGKA -- Kapolres Wonogiri, AKBP Ni Ketut Swastika (kanan), saat memeriksa kedua tersangka pelaku teror melalui SMS kepada Kepala SDN Wonogiri 1, Senin malam. (JIBI/SOLOPOS/Trianto Heri Suryono)

Wonogiri (Esposin) - Dua pelaku teror isu bom lewat SMS di Wonogiri bakal dijerat dengan UU terorisme. Hal ini diungkapkan Kapolres Wonogiri, AKBP Ni Ketut Swastika, Selasa (25/10/2011). Guna mendukung penyelidikan, polisi telah mengamankan barang bukti berupa ponsel dan motor. Selain itu dalam waktu dekat polisi juga akan menggelar rekonstruksi.

Diberitakan sebelumnya, dua pelaku teror bom melalui pesan singkat atau SMS ditangkap tim gabungan dari Subdit Keamanan Negara Direktorat Reskrim Umum Polda Jateng dan Polres Wonogiri yang terdiri atas tim intel dan reskrim, Senin (24/10/2011) malam. Dua tersangka adalah Marno, 29, warga Jalan Salak VI, RT 01/VIII, Kelurahan Giripurwo, Wonogiri dan keponakannya bernama Wiyanto, 19, warga Karangjoho RT 03/RW III, Desa Daleman, Kecamatan Nguter, Sukoharjo. “Kedua tersangka ditangkap di rumah masing-masing, tanpa perlawanan,” ujar Kapolres.
Advertisement

Dijelaskan oleh Kapolres yang didampingi Kanit Reskrim Ipda M Kariri, kali pertama anggota tim gabungan menangkap Wiyanto. Lebih lanjut dijelaskan, dua tersangka itu memiliki peran yang berbeda. Tersangka Marno, jelas Kapolres ini, berperan mengirim SMS kepada Kepala SDN 1 Wonogiri dan tersangka Wiyanto yang masih keponakan Marno, berperan meminjamkan ponsel miliknya.

Tersangka Marno mengaku mengirim SMS karena iseng. Dia nekat mengirim SMS karena sakit hati terhadap Kepala SDN 1 Wonogiri, Pamuji lantaran anaknya tidak diterima di sekolah itu.

Kepala SDN 1 Wonogiri, Pamuji melalui salah satu guru, Untung Suparmin saat ditemui di ruang kerjanya menyatakan, pihak sekolah telah memaafkan kedua pelaku. “Pihak sekolah memberi apresiasi terhadap kinerja polisi yang mampu menangkap pelaku teror bom melalui SMS dalam waktu singkat. Di antara Pak Pamuji dengan pelaku sudah dipertemukan di Polres Wonogiri, Senin malam,” kata Suparmin.

Advertisement

Suparmin menyatakan, dalam pertemuan di Mapolres mereka telah saling memaafkan namun karena ranah pidana maka pengusutan diserahkan kepada polisi. “Kami juga prihatin melihat kondisi ekonomi pelaku namun menyayangkan kenapa justru tetangga sekolah yang melakukannya. Mestinya, jika ada persoalan hendaknya dikomunikasikan walau selama ini kami tidak memiliki masalah,” katanya.

Diakui oleh Suparmin, tersangka Marno pernah mendaftarkan anaknya ke SDN 1 Wonogiri pada masa penerimaan siswa baru lalu. “Waktu itu jumlah pendaftar sebanyak 92 anak namun kuota tiga kelas hanya 84 anak sehingga ada yang tidak lulus. Panitia seleksi tidak memrioritaskan siapa pun, tidak menerapkan sistem bina lingkungan sehingga semua pendaftar diperlakukan sama.”

Terpisah, Jaman, salah seorang mantan orangtua asuh tersangka Marno, serta Ketua RT 01/RW VIII, Salak, Giripurwo, Wonogiri, Agus Wiranto berharap, para tersangka bisa mendapat keringanan hukuman. Keduanya menyatakan perilaku tersangka Marno cukup baik. “Kami juga terkejut saat polisi datang ke rumah dan membawa Marno. Marno sendiri dipercaya warga untuk mengurusi masalah-masalah sosial, seperti memberitahukan perihal tilikan jika ada warga yang sakit ataupun kerja bakti,” ujar Agus.

Advertisement

Agus yang juga anggota Komite SDN 1 Wonogiri menjelaskan, dirinya pernah bertemu dengan Marno untuk menjelaskan perihal hasil seleksi penerimaan siswa baru. “Waktu itu kami sampaikan, nilai anaknya di luar kuota. Ojo lara atimu, isoa nampa (jangan sakit hati dan ikhlaslah), tetapi kok yang masih belum legawa,” katanya.

tus

Advertisement
R. Bambang Aris Sasangka - journalist, history and military enthusiast, journalist competency assessor and trainer
Kata Kunci : SMS Bom Teror SDN 1 Wonogiri
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif