by Mariyana Ricky P.d - Espos.id Solopos - Kamis, 22 Juli 2021 - 18:44 WIB
Esposin, SOLO -- Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat Kota Solo yang diperpanjang menjadi PPKM Level 4 hingga 25 Juli berdampak pada perpanjangan penutupan belasan pasar nonesensial.
Kendati sempat melobi agar pembukaan pasar dipercepat, perwakilan pedagang akhirnya pasrah menerima kebijakan tersebut. Mereka berharap kompensasi maupun bantuan sosial (bansos) segera turun agar pedagang bisa menyambung hidup.
“Sebetulnya, kami keberatan. Tapi setelah ada pemahaman bahwa kasus Covid-19 Kota Solo belum menurun, ya kami harus mengikuti aturan pemerintah dan Insyaallah dana kompensasi segera turun. Karena pasar yang kena dampak penutupan sudah mulai didata,” terang Ketua Bolo Pasar Solo, Suwarjono, kepada Esposin melalui Whatsapp, Kamis (22/7/2021) sore.
Baca Juga: Tolak Istrinya Dimakamkan Pakai Prokes, Suami Ngamuk Ancam Dokter RSUD Ngipang Solo
Suwarjono menyebut pendataan pedagang pasar Kota Solo terdampak PPKM darurat sudah dilakukan mulai awal pekan ini. Sementara pendataan pedagang Pasar Burung dan Ikan Depok baru mulai Rabu (21/7/2021).
“Menurut informasi yang saya dapat dari ketua paguyuban pasar tradisional lain, pendataan juga sudah mulai dilaksanakan dengan dibantu lurah pasar. Pengurus paguyuban juga ikut terlibat. Tapi, kami belum mendapatkan informasi kapan kompensasi atau bantuan itu diberikan,” ucapnya.
Baca Juga: Keliling Bawa Bronjong, Kapolsek Pasar Kliwon Solo Door To Door Bagikan Paket Sembako
Selama ini, pedagang pasar Kota Solo yang terdampak penutupan selama PPKM darurat bertahan hidup dengan berutang. Beberapa pedagang menjual perabotan rumah tangga untuk membiayai kebutuhan hidup. “Kami berharap bantuan segera turun dan Pandemi segera berakhir agar kami bisa berdagang dengan tenang,” katanya.
Sekretaris Pasamuan Pasar Tradisional (Papatsuta) Solo, Wiharto, mengaku pada prinsipnya ia tak setuju PPKM darurat berlanjut sebelum ada jaringan pengaman sosial yang jelas bagi masyarakat terdampak.
“PPKM selama ini subjektif, ambigu, dan membingungkan. Hasil evaluasi sementara juga tidak jelas. Kasus Covid-19 semakin bertambah dan ujungnya, masyarakat jadi kambing hitam,” katanya.