Langganan

Pasar Mebel Ngemplak Solo Dibangun 2021 Pakai Dana APBN - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Wahyu Prakoso  - Espos.id Solopos  -  Senin, 3 Februari 2020 - 10:20 WIB

ESPOS.ID - Pekerja menyelesaikan pembuatan mebel di dalam area Pasar Mebel, Banjarsari, Solo, Sabtu (19/10/2019). (Solopos/Candra Mantovani)

Esposin, SOLO -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menjaring kebutuhan produsen mebel di Pasar Mebel, Kampung Ngemplak, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, untuk meningkatkan ekspor, Minggu (2/2/2020).

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menjelaskan pemerintah ingin mendorong ekspor furnitur karena memiliki peluang besar dari produsen di Solo, Sukoharjo, Jogja, Semarang, dan Kendal.

Dishub Solo Cabut Izin 5 Angkutan Feeder BST, Apa Pelanggarannya?

Pemerintah menyerap kebutuhan produsen sebelum membuat kebijakan.
Advertisement

“Kami ingin tahu kebutuhan para produsen pada pembiayaan, bahan baku, atau sumber daya manusia. Sehingga kami bisa menyusun kebijakan untuk mendorong ekspor. Mebel merupakan kawasan industri yang strategis,” katanya.

Teten menjelaskan Pasar Mebel Ngemplak Solo merupakan penghubung antara produsen dan pembeli di wilayah Solo. Produsen membutuhkan pembangunan pasar karena kondisi pasar darurat.

Begini Skema Penggabungkan SDN di Solo yang Kekurangan Murid

“Kami segera koordinasikan dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Pemerintah Kota Solo,” ungkap Teten Masduki.

Kepala Dinas Perdagangan Solo, Heru Sunardi, menjelaskan Pasar Mebel Ngemplak Solo merupakan salah satu kawasan strategis. Pasar Mebel akan dibangun dengan dana yang bersumber dari APBN pada 2021 hingga 2024.

Diburu Sejak Isu Virus Corona, Harga Masker Bedah di Solo Melonjak

“Kami telah memiliki DED pasar dengan dua lantai. Kami akan ubah sesuai kebutuhan produsen karena mereka membutuhkan workshop dan ruang pamer. Ada 85 kios yang memproduksi mebel,” ujarnya.
Advertisement

Ketua Paguyuban Pasar Mebel Ngemplak Solo, Sidiq Budi Santoso, menjelaskan para produsen berharap pembangunan pasar karena pasar yang didirikan sejak 1970 sudah mengalami tiga kali kebakaran karena hubungan pendek arus listrik.

Pembangunan pasar sesuai dengan ukuran kios masing-masing produsen.

Advertisement
Advertisement
Rohmah Ermawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif