by Bayu Jatmiko Adi Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Rabu, 5 Juli 2017 - 23:35 WIB
Esposin, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana kembali menggunakan Alun-alun Utara Keraton Solo sebagai lokasi pasar darurat untuk menampung pedagang di Pasar Klewer sisi timur.
Kepala Dinas Perdagangan Solo, Subagiyo, mengatakan saat ini tengah melakukan persiapan teknis maupun nonteknis untuk merevitalisasi Pasar Klewer sisi timur. Untuk persiapan teknis yang telah dilakukan di antaranya membuat rencana anggaran biaya (RAB), membuat detail engineering design (DED), serta menentukan lokasi pasar darurat.
Berdasarkan pantauan Esposin di website Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Surakarta, Pemkot Solo sudah menyelesaikan lelang belanja jasa konsultan review DED Pasar Klewer sisi timur pada 23 Maret lalu. Sedangkan untuk penentuan lokasi pasar darurat, Subagiyo mengatakan rencananya berlokasi di Alun-alun Utara Keraton Solo lagi seperti saat pembangunan Pasar Klewer yang terbakar.
Pasar darurat itu mengambil lokasi Alut sisi barat atau di depan Masjid Agung. Menurut Subagiyo, ada sekitar 565 pedagang yang akan ditempatkan di pasar darurat. Subagiyo sudah mengomunikasikannya dengan otoritas Keraton Solo untuk penggunaan Alut. Sosialisasi dengan pedagang juga sudah dilakukan.
Sebelumnya, Pemkot Solo berencana menempatkan pedagang Pasar Klewer sisi timur di basement bangunan pasar sisi barat sebagai lokasi pasar darurat. Namun, hal itu dibatalkan dengan beberapa pertimbangan, salah satunya masalah sirkulasi udara.
"Alasan pertama adalah masalah kesehatan [pedagang dan pengunjung pasar]," kata dia.
Lokasi basement saat ini juga sudah digunakan sebagai area parkir. Sementara mengenai waktu pelaksanaan pembangunan, Subagiyo mengatakan hingga Rabu belum ada jadwal pasti pelaksanaan pembangunan pasar. Dia berharap kegiatan tersebut dapat terlaksana di tahun ini.
"Kami menunggu informasi dari pemerintah pusat. Setelah ada keputusan resmi, kegiatan segera dilaksanakan. Semua persiapan tersebut sudah kami sampaikan ke Menteri Perdagangan. Anggaran yang diperlukan sekitar Rp48 miliar," kata dia saat dihubungi Esposin, Rabu (5/7/2017).