by Chrisna Chanis Cara Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Sabtu, 3 Januari 2015 - 01:39 WIB
Pasar Klewer Solo terbakar beberapa waktu lalu. Kini pedagang menanti pasar darurat untuk segera bangkit.
Esposin, SOLO — Pemkot diminta tak terpaku pada kondisi infrastruktur bangunan dalam memilih pasar darurat bagi pedagang Pasar Klewer.
Aspek sosiologis atau kebiasaan pedagang perlu dipertimbangkan untuk kelancaran pasar darurat. Sejauh ini, ada dua lokasi terkuat pembangunan pasar darurat yakni di Alun-alun Keraton Solo dan Benteng Vastenburg.
Pejabat Humas Pasamuan Pasar Tradisional Surakarta (Papatsuta), Faizul Kirom, mengatakan Pemkot hendaknya membangun pasar darurat Klewer secara lebih manusiawi.
Pejabat Humas Pasamuan Pasar Tradisional Surakarta (Papatsuta), Faizul Kirom, mengatakan Pemkot hendaknya membangun pasar darurat Klewer secara lebih manusiawi.
Artinya, Pemkot mesti jeli merekam aspek kultur dan sosiologis pedagang saat berusaha di Pasar Klewer. Faizul mengatakan ada keterikatan antara pedagang sisi timur yang kiosnya tidak terbakar dengan pedagang barat yang notabene kiosnya ludes.
“Secara emosional, pedagang sisi timur dan barat itu tak terpisahkan. Ada kerjasama antarblok yang selama ini sudah terbentuk. Kalau dipisahkan terlalu jauh bisa repot,” ujarnya saat ditemui Esposin di Pasar Kliwon, Kamis (1/1/2015).
Di sisi lain pedagang barat tetap bisa terintegrasi dengan pedagang timur pasar. “Dari segi komunikasi dan transportasi, kedekatan ini menguntungkan,” ucap dia.
Pihaknya khawatir akan timbul kecemburuan jika pedagang barat ditempatkan di Benteng Vastenburg. Dengan akses dan kultur yang belum terbentuk, pedagang maupun pembeli perlu beradaptasi lama ketimbang jika ditempatkan di Alut.
Hal ini dapat berdampak jomplangnya pengunjung di dua lokasi pedagang. “Kami memahami perlu tempat yang luas dan representatif untuk relokasi, hanya jangan lupakan aspek manusianya.”
Cagar Budaya
Sementara, Komite Peduli Cagar Budaya Nusantara (KPCBN) justru menolak pembangunan pasar darurat di Vastenburg maupun Alun-alun. KPCBN beralasan dua kawasan tersebut merupakan cagar budaya dan tidak semestinya digunakan aktivitas perdagangan.
Ketua Presidium KPCBN, Agus Anwari, mengatakan Solo telah ditetapkan sebagai kota pusaka dunia. Pihaknya berharap Pemkot konsisten menjaga bangunan cagar budaya sebagai tulang punggung kota pusaka.
“Kami menolak pembangunan pasar darurat di kawasan cagar budaya. Itu sama saja mencoreng komitmen kota pusaka dunia, belum efek yang bisa ditimbulkan bagi bangunan dan lingkungan sekitarnya,” kata dia.
Pihaknya mengusulkan pembangunan pasar darurat di dekat Terminal Tirtonadi lama. Menurutnya kawasan tersebut sudah terbentuk sebagai kawasan perdagangan dan dekat dengan akses transportasi.
“Infrastruktur mendukung, selaras juga dengan upaya pengembangan Solo Utara.” Pejabat Humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK), Kusbani, mengatakan hingga kini belum ada keputusan final ihwal lokasi pasar darurat. “Kami masih berkoordinasi dengan Pemkot,” tandasnya.