Langganan

Pabrik Terlalu Mepet Rumah Bikin Resah, Warga Teras Ngadu ke DLH Boyolali - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 30 Juli 2024 - 18:07 WIB

ESPOS.ID - Perwakilan warga Dukuh Ngemplak, Desa Randusari, Kecamatan Teras, menyampaikan aduan terkait bangunan pabrik yang terlalu mepet dengan rumah warga kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali, Suraji (baju keki), di kantor dinas tersebut, Selasa (30/7/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Esposin, BOYOLALI -- Empat orang perwakilan warga Dukuh Ngemplak, Desa Randusari, Kecamatan Teras, mendatangi Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali, Selasa (30/7/2024) siang.

Kedatangan mereka untuk menyampaikan keresahan warga terkait kondisi bangunan pabrik PT Hansoll Indo Java yang dinilai terlalu mepet dengan rumah warga. Sebagai informasi, pabrik garmen Hansoll Indo Java sempat dilanda kebakaran pada 8 Juli 2024 lalu.

Advertisement

Saat itu, warga mengeluhkan bangunan pabrik Hansoll Indo Java yang terlalu dekat dengan permukiman warga. Akibat kebakaran tersebut, beberapa warga juga terdampak karena bangunan rumahnya rusak.

Kedatangan mereka ke DLH Boyolali untuk meminta konfirmasi ihwal izin bangunan pabrik yang dekat dengan perumahan warga itu. Selain itu, mereka juga ingin meminta konfirmasi soal izin menempatkan kontainer di area pabrik yang terletak tepat belakang rumah warga.

Advertisement

Kedatangan mereka ke DLH Boyolali untuk meminta konfirmasi ihwal izin bangunan pabrik yang dekat dengan perumahan warga itu. Selain itu, mereka juga ingin meminta konfirmasi soal izin menempatkan kontainer di area pabrik yang terletak tepat belakang rumah warga.

Salah satu warga, Heru Eterno, menyebutkan seusai kebakaran, sudah digelar dua kali pertemuan antara perusahaan dengan warga yang terdampak dan mengalami kerugian. Pada pertemuan itu, Heru mendapatkan informasi dari manajemen pabrik bahwa mereka telah mendapatkan izin soal bangunan tambahan.

Selain itu, manajemen perusahaan juga mengklaim sudah mendapatkan izin dari DLH soal kontainer ditempatkan di area pabrik yang dekat dengan rumah warga. Mendapati informasi soal izin tersebut, Heru dan teman-temannya ingin meminta konfirmasi ke DLH Boyolali.

Advertisement

Untuk bisa menjangkau bangunan pabrik yang terbakar, tim Damkar Boyolali harus merusak asbes dan seng milik warga. Akan tetapi, hingga Selasa ini belum ada ganti rugi dari pabrik terkait kerusakan itu.

“Warga yang rumahnya dekat dengan gudang yang terbakar keberatan ketika bangunan itu dibangun kembali. Soalnya itu terlalu dekat [dengan permukiman warga], bahkan untuk akses mobil pemadam kebakaran enggak bisa. Untuk memadamkan api harus lewat rumah warga,” kata dia.

Hal lain yang dikeluhkan warga yakni blower bangunan pabrik yang mepet dengan permukiman warga juga diarahkan ke perumahan. Hal tersebut dinilai sangat mengganggu.

DLH Segera Cek Lokasi

Heru menjelaskan paling tidak ada 5-10 kontainer yang ditumpuk di belakang rumahnya dan warga lain. Awalnya ia mendapatkan informasi kontainer kosong, namun ternyata berisi kain. “Menurut apa yang saya pelajari, kalau bejana kosong kena panas, bisa meledak bahkan terbang. Ini berbahaya semisal kebakaran terjadi,” kata dia.
Advertisement

Ia berharap ada perhatian bagi warga terkhusus yang mengalami kerugian akibat kebakaran di pabrik PT Hansoll tersebut. Heru menjelaskan warga sudah cukup bersabar selama dua pekan ketika manajemen pabrik memberikan alasan kerugian masih dalam pembahasan internal perusahaan.

Heru mewakili warga juga meminta agar bangunan tambahan dan kontainer tidak lagi diletakkan dekat dengan permukiman warga. “Harapannya kami bisa dibantu dari pihak dinas yang berwenang, agar bisa bertindak yang benar, bukan hanya janji atau membela ke sana-sini melainkan dalam posisi sebenarnya,” kata dia.

Sementara itu, Kepala DLH Boyolali, Suraji, yang menerima aduan warga Dukuh Ngemplak tersebut mengatakan bangunan sisi selatan pabrik PT Hansoll yang terbakar memang mepet dengan rumah warga.

Advertisement

Menurut Suraji, sebelum ada bangunan tambahan yang terbakar pada 8 Juli lalu, masih ada jarak antara pagar pabrik dengan rumah warga. Namun, beberapa waktu lalu dibangun bangunan baru berupa gudang packing dan posisinya mepet ke pagar pembatas dan rumah warga.

“Setelah ini, kami bakal mengirimkan tim untuk mengecek kebenarannya. Kami juga bakal melaporkan ke pimpinan untuk dikoordinasikan dengan dinas terkait lainnya. Soalnya kalau perizinan terkait bangunan itu bukan di DLH,” kata dia.

Sementara itu, manajemen PT Hansoll Indo Java belum bisa dimintai komentar terkait kasus ini. Saat Esposin mendatangi pabrik tersebut, Selasa pagi, orang di pabrik tersebut mengatakan tidak bisa mempertemukan Esposin dengan manajemen karena belum ada janji.

Padahal sebelum mendatangi pabrik, Esposin sudah mengirimkan pesan WhatsApp ke seseorang bernama Retno yang disebut-sebut merupakan pejabat HRD PT Hansoll namun tidak ada respons.

Kemudian Esposin mencoba lagi menghubungi Retno melalui pesan Whatsapp dan satu kali panggilan telepon namun belum juga ada jawaban hingga berita ini diunggah.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif