Langganan

Ngadem Dulu Yuk di The Lasel Park Wonoasri, Wisata Hutan di Jatipurno Wonogiri - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Muhammad Diky Praditia  - Espos.id Solopos  -  Senin, 1 Juli 2024 - 15:51 WIB

ESPOS.ID - Pengunjung menikmati pemandangan dan kesejukan hutan pinus di The Lasel Park Wonoasri, Desa Balepanjang, Jatipurno, Wonogiri, Minggu (30/6/2024). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Esposin, WONOGIRI — Di Hutan Seper, Desa Balepanjang, Kecamatan Jatipurno, Wonogiri, ada satu destinasi wisata hutan yang asyik buat ngadem di tengah cuaca yang panas akibat kemarau belakangan ini. The Lasel Park Wonoasri namanya.

Wisata hutan yang konon punya nilai sejarah terkait perjuangan Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said saat melawan tentara Belanda pada abad ke-18 itu sebenarnya sudah ada sejak sebelum pandemi Covid-19. Objek wisata itu sempat tutup saat pandemi dan kini dibuka kembali dan berubah nama menjadi The Lasel Park Wonosari.

Advertisement

Pengelola The Lasel Park Wonoasri, Mayardi, mengatakan wisata itu mulai dibuka kembali sejak Minggu (30/6/2024). Wanawisata atau wisata hutan itu sempat terbengkalai selama hampir empat tahun karena pandemi Covid-19.

Kini pengelola mulai membenahi tempat wisata itu. Fasilitas yang sebelumnya rusak karena tertimpa pohon, lapuk, dan lainnya kini sudah diperbaiki. Sejumlah fasilitas baru juga ditambahkan seperti gazebo, rumah hutan, dan taman.

Advertisement

Kini pengelola mulai membenahi tempat wisata itu. Fasilitas yang sebelumnya rusak karena tertimpa pohon, lapuk, dan lainnya kini sudah diperbaiki. Sejumlah fasilitas baru juga ditambahkan seperti gazebo, rumah hutan, dan taman.

Pengelola menata hutan wisata seluas sekitar 50 hektare (ha) tersebut dengan memadukan unsur budaya. Di bagian atas, terdapat Taman Karang Kadempel yang berisi ornamen pewayangan seperti gunungan dan patung tokoh Panawakan.

Maryadi menyebut Hutan Seper juga memiliki kaitan erat dengan sejarah perjuangan Pangeran Sambernyawa. Menurutnya, hutan tersebut menjadi salah satu lokasi gerilya Pangeran Sambernyawa bersama pasukannya kala melawan Belanda pada zaman dulu.

Advertisement

”Kami mulai mengembangkan, merintis lagi wisata ini. Wisata ini kami konsep antara wisata alam hutan dengan seni budaya,” kata Maryadi saat kepada Esposin di Balepanjang, Senin (1/7/2024).

Air Terjun

Maryadi menerangkan The Lasel Park Wonoasri juga bisa menjadi bumi perkemahan. Tak hanya itu, pengelola juga tengah berupaya membuka akses jalan menuju air terjun yang berlokasi tidak terlalu jauh dari tempat wisata itu. Saat ini akses ke air terjun hanya jalan setapak.

”Untuk saat ini memang belum begitu banyak yang kami tawarkan. Kami baru dua bulan terakhir ini merintis kembali. Kami pelan-pelan membangun. Tetapi pada intinya sudah bisa dikunjungi, dinikmati,” ujarnya.

Harga tiket masuk The Lasel Park Wonoasri, Wonogiri, juga cukup terjangkau, hanya Rp5.000/lembar tiket. Dengan harga itu, pengunjung sudah bisa menikmati keindahan alam hutan pinus yang sejuk.

Advertisement

Pantauan Esposin, wisata hutan di Kecamatan Jatipurno, Wonogiri, itu tampak tertata. Pengelola sudah menyiapkan beberapa spot foto untuk pengunjung. Bagi pengunjung yang ingin makan, sayangnya belum ada penjual makanan meski sudah ada bangunan warung.

Jalan menuju objek wisata itu juga cukup mudah diakses baik oleh sepeda motor maupun mobil. Objek wisata ini cocok dikunjungi saat pagi atau sore hari. Sebab cahaya yang masuk ke hutan melalui sela-sela pohon menambah keindahan di wana wisata itu.

Kepala Resor Pengelolaan Hutan Tirisan Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Wonogiri Perum Perhutani, Muhajir, mengatakan The Lasel Park Wonoasri masuk dalam wilayah pengelolaan Perum Perhutani. Kawasan hutan Seper  itu memang akan dikembangkan kembali menjadi wanawisata yang dikelola swasta dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan bekerja sama dengan Perhutani.

Advertisement

Sebelum pandemi Covid-19, tempat tersebut sudah pernah menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kecamatan Jatipurno. Pengelolaan wisata saat itu sudah atas perjanjian kerja sama dengan Perhutani.

“Yang dulu kontrak perjanjian sudah habis. Ini rencananya mau dikembangkan lagi. Kalau sudah berjalan, baru ada perjanjian kerja sama lagi. Hutan itu memiliki potensi bagus untuk dibuat wisata” kata Muhajir.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif